Advertisement
Remaja 17 Tahun Ini Habiskan Ratusan Juta untuk Tinggal di Kereta Api Selama Satu Setengah Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, BERLIN—Kisah seorang remaja berusia 17 tahun asal Jerman bernama Lasse Stolley agaknya tidak seperti remaja pada umumnya. Di usianya itu, ia telah menghabiskan waktu selama satu setengah tahun untuk tinggal di sebuah kereta api.
Stolley dikabarkan menghabiskan $17.000 atau sekitar Rp265,5 juta selama setahun untuk bepergian melintasi jaringan kereta api Deutsche Bahn di Jerman. Ia “tinggal” di rangkaian kereta kelas satu dan menikmati sarapan di lounge atau ruang santai eksklusif.
Advertisement
Selama perjalanan, ia mampir ke kolam renang umum dan pusat rekreasi untuk mandi. Namun, sebagian besar waktunya ia habiskan di atas kereta api, termasuk bekerja.
BACA JUGA: India Luncurkan Iris, Guru Sekolah Berwujud Robot AI
Dilansir dari NDTV pada Jumat (15/3/2024), rupanya Stolley merupakan programmer yang mencoba gaya hidup tidak biasa. Meskipun tidak memiliki alamat tetap dan bepergian tanpa orang tua, ia tampak menikmati kehidupan nomadennya, dan sering mencatat pengalamannya di blognya, "Life on the Train."
Pada usia 16 tahun, Stolley meyakinkan orang tuanya untuk mendukung impiannya untuk hidup di kereta api secara legal. Saat itu, Stolley lulus SMA dan ingin mulai belajar menjadi spesialis IT, namun studinya tiba-tiba dibatalkan, sehingga remaja tersebut membuat rencana baru.
Terinspirasi oleh film dokumenter YouTube, ia membeli Bahncard 100 (tiket tahunan untuk semua kereta api di Jerman) dan sejak itu bepergian tanpa batas di Deutsche Bahn.
Sebelum memulai perjalanan, dia membersihkan kamarnya dan menjual sebagian besar barang miliknya. Ia pun mulai berpetualang sejak perjalanan pertamanya ke Munich pada 8 Agustus 2022.
Selama bulan-bulan awal, beradaptasi dengan gaya hidup yang tidak konvensional itu. Malam hari yang dihabiskan di kereta sering kali mengakibatkan kurang tidur, menyebabkan dia berjuang melawan rasa kantuk di siang hari. Kadang-kadang, dia ketinggalan kereta, meninggalkannya terdampar di stasiun yang asing dan menakutkan, terutama pada malam hari. Namun, seiring berjalannya waktu, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga, memberikan wawasan tentang kehidupan di atas kereta api.
BACA JUGA: Cek Fakta: Segelas Oralit Diminum Saat Sahur Bisa Cegah Dehidrasi Selama Puasa
"Saya memiliki banyak kebebasan dan dapat memutuskan setiap hari ke mana saya ingin pergi, apakah ke Pegunungan Alpen, ke kota besar, atau ke laut. Saya sepenuhnya fleksibel. Saya sering melakukan pendakian singkat karena olahraga adalah bagian dari kehidupan saya sehari-hari. Berlin sungguh menakjubkan karena kotanya beragam. Mudah untuk saya jangkau dan selalu ada sesuatu untuk dilihat. Namun saya juga berada di Frankfurt dan Munich setiap beberapa waktu sekali,” ujarnya kepada Business Insider.
Mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, barang bawaan Stolley terbilang minim, hanya terdiri dari empat kaos, dua pasang celana, bantal leher, dan selimut. Selain itu, ia membawa barang-barang penting seperti laptop dan headphone peredam bising. Untuk mengatur pola makannya, dia membeli barang dari supermarket atau memanfaatkan prasmanan gratis di stasiun kereta api yang lebih besar.
Setelah satu setengah tahun, Stolley kini telah menempuh perjalanan lebih dari 500.000 kilometer bersama Deutsche Bahn dan belum berencana untuk berhenti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : NDTV
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KPK Yakin Menang Lawan Gugatan Praperadilan Hasto Kristiyanto
- Eksespi Hakim Heru Hanindyo Ditolak, Sidang Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur Dilanjutkan
- Ini Alasan KPK Belum Menahan Hasto Kristiyanto
- Vaksin dan Masker Dua Alat untuk Cegah Wabah HMPV dan Influenza
- Ini Kenaikan Biaya Haji Indonesia dari Tahun ke Tahun Sejak 2015
Advertisement
Survei Perpusnas, Kabupaten Gunungkidul Miliki Tingkat Kegemaran Membaca Tertinggi di DIY
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Kitabisa Salurkan Santunan kepada Ahli Waris di Jogja dan Bogor
- Geledah Rumah Eks Ketua PN Surabaya, Kejaksaan Agung Sita Uang Rp21 Miliar
- Biaya Haji Kemungkinan Bisa Turun Lagi
- Eksespi Hakim Heru Hanindyo Ditolak, Sidang Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur Dilanjutkan
- Dugaan Penganiayaan Darso oleh Polisi Jogja, Polda Jateng Periksa 13 Saksi
- Mayat Pensiunan Brigjen TNI Ditemukan di Laut Marunda, Mabes TNI Lakukan Penelusuran
- KPK Yakin Menang Lawan Gugatan Praperadilan Hasto Kristiyanto
Advertisement
Advertisement