Advertisement
Mesir Sampaikan Argumen Terkait Palestina di Mahkamah Internasional, Ini Isinya
Bendera Palestina - Pixabay
Advertisement
Harianjogjacom, JAKARTA—Mesir menyampaikan argumen secara lisan di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) pada 21 Februari mengenai berbagai tindakan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, itu minggu depan akan mendengarkan permintaan Palestina untuk mendapatkan nasihat pakar mengenai konsekuensi hukum pendudukan yang dilakukan Israel selama 57 tahun di wilayah Palestina.
Advertisement
Sebanyak 52 negara akan menyampaikan argumen hukum di hadapan pengadilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu antara 19 Februari dan 26 Februari, sementara Israel tidak hadir.
BACA JUGA : Surya Paloh Temui Jokowi di Istana Usai SYL Ditangkap KPK
"Mesir akan memberikan argumen lisan mengenai praktik-praktik Israel di wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967," menurut pernyataan Dia Rashwan, kepala Badan Informasi Negara.
Rashwan mengatakan dua memorandum Mesir akan disajikan di pengadilan dan menyoroti kebijakan Israel dalam menganeksasi tanah, merobohkan rumah-rumah, mengusir, mendeportasi, dan menggusur warga Palestina.
Rashwan menekankan bahwa tindakan-tindakan Israel itu adalah pelanggaran terhadap hak penentuan nasib sendiri warga Palestina, serta terhadap larangan perampasan tanah dengan menggunakan kekuatan militer.
Mesir juga akan menyampaikan penentangan terhadap kebijakan-kebijakan Israel, yang berbentuk penindasan dan diskriminasi rasial.
Mesir memperingatkan bahwa kebijakan tersebut secara terang-terangan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.
Rashwan mengatakan negaranya akan menyerukan pengadilan PBB itu untuk memastikan Israel mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan ilegal yang dilakukannya.
Selain itu, ujarnya, Mesir akan menuntut penarikan pasukan Israel secepatnya dari wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Kota Yerusalem.
Mesir juga akan menyerukan pemberian kompensasi bagi para warga Palestina atas kerusakan yang disebabkan oleh kebijakan dan praktik-praktik tersebut, kata Rishwan.
Dalam opini penasihat pada 2004, ICJ --yang juga disebut Pengadilan Dunia-- meminta Israel menghilangkan penghalang di Tepi Barat yang diduduki serta memberikan kompensasi kepada warga Palestina yang terkena dampak. Namun, Israel tidak melaksanakan putusan ICJ.
Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 hingga menewaskan hampir 29.000 orang serta menyebabkan kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel di ICJ dituduh melakukan genosida. Pengadilan dunia tersebut pada Januari mengeluarkan keputusan sementara, yang memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan yang menjamin bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah hingga 10 Desember
- Uji Klinis Vaksin Dengue Masuk Babak Baru dalam Riset Nasional
- Hakim: Uang Suap untuk Sosial Tetap Tidak Dibenarkan
- Sudan Tawarkan Pangkalan Laut ke Rusia Demi Senjata Perang
- Gubernur Bali Bakal Setop Airbnb, Dorong PAD dari Pariwisata Legal
Advertisement
Relokasi Makam Terdampak Tol Jogja-Solo Dimulai, 451 Jenazah Dipindah
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- PSS Sleman Siap Kembali Berlatih Jelang Kompetisi Pegadaian
- Psikolog Bagikan Kiat Pertolongan Pertama Psikologis
- Polresta Jogja Ungkap Kronologi Pembunuhan Pria di Wirobrajan
- Reuni Akbar 212 di Monas Tinggalkan Sampah 26 Ton Lebih
- OJK DIY Ingatkan Warga Waspadai Aktivitas Keuangan Ilegal
- Siswa MAN 2 Yogyakarta, Seto Gusmantri, Jadi Jawara E-Sports
- Sudah Usul, Warga Bantul Mengaku Belum Pernah Terima Bansos Sejak 2014
Advertisement
Advertisement



