Advertisement
Harga Beras Meroket, Satgas Pangan Polri Turun Tangan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Satgas Pangan Polri terus memonitor dan mengawasi ketersediaan dan pendistribusian beras dari tingkat hulu ke hilir, guna menjaga stabilitas harga komoditas ini di tengah masyarakat.
Di tingkat hulu, Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol. Whisnu Hermawan, menyampaikan pihaknya akan memastikan bahwa tidak ada kendala bagi petani dalam memproduksi hasil sawahnya. “Monitoring juga dilakukan di tingkat hilir agar tidak terjadi simpul-simpul yang dapat menghambat kelancaran jalur distribusi sampai ke konsumen,” kata Whisnu dalam keterangan resminya, Senin (12/2/2024).
Advertisement
Selain monitoring dan pengawasan, Satgas Pangan bersama dengan kementerian/lembaga terkait serta pemda secara rutin melakukan pengecekan di beberapa tempat penyimpanan atau gudang beras.
Menurutnya, lonjakan harga beras yang terjadi di beberapa daerah disebabkan oleh beberapa faktor.
Di antaranya gangguan cuaca, kenaikan biaya produksi, hingga keterbatasan lahan dan air, sehingga produksi di beberapa daerah sentra produksi beras menurun. Kendati demikian, lanjut dia, kementerian/lembaga terkait telah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi beberapa faktor pemicu tersebut.
“Dalam hal ini, Satgas Pangan memastikan bahwa stok atau ketersediaan beras masih mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (12/2/2024) pukul 15.48 WIB, harga beras premium maupun medium kembali bergerak naik menjauhi harga eceran tertinggi (HET).
HET beras yang dipatok pemerintah yakni sebesar Rp10.900 hingga Rp11.800 per kilogram untuk beras medium, sedangkan beras premium Rp13.900 hingga Rp14.800 per kilogram.
Harga beras premium sore ini tercatat naik 0,77% menjadi Rp15.750 per kilogram dan beras medium naik 0,88% menjadi Rp13.830 per kilogram. Tingginya harga beras juga dirasakan oleh peritel.
BACA JUGA: Harga Beras Belum Stabil, Catat Tanggal Pasar Murah Disperindag DIY
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengakui mulai kesulitan mendapatkan pasokan beras jenis premium kemasan 5 kilogram.
Ketua Umum Aprindo, Roy N. Mandey, mengungkapkan, saat ini produsen beras telah menaikkan harga belinya, lantaran masa panen padi diprediksi berlangsung pada Maret 2024 dan impor beras belum masuk sepenuhnya.
Selain itu, ketersediaan pasokan dan permintaan yang tidak seimbang ini telah memicu kenaikan harga beras pada pasar ritel dan pasar rakyat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Sultan Imbau OPD Kelola Sampah dan Penghijauan Lingkungan Kantor
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
- Kecelakaan Maut di Lereng Gunung Bromo, Jalur Penyelamat Perlu Ditambah
Advertisement
Advertisement