Advertisement
Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Disorot Ganjar dalam Debat Capres
Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo saat Debat Capres Terakhir, Minggu (4/2/2024). - Youtube KPU RI
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Isu gizi buruk dan stunting bukanlah hal baru. Namun banyak orang yang belum dapat membedakan. Dari Debat Capres semalam (4/2/2024), calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo sempat menyorot isu ini. Lalu apa perbedaannya?
Meski saat ini yang menjadi sorotan adalah gizi buruk dan stunting, tetapi ada satu jenis malnutrisi yang terjadi, yakni gizi kurang. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.29/2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit dan berbagai sumber, berikut perbedaan ketiganya:
Advertisement
1. Gizi kurang
Adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus, berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai dengan -3 standar deviasi, dan/atau lingkar lengan 11,5-12,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.
2. Gizi Buruk
Adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat kurus, disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki, berat badan menurut panjang badan atau berat badan dibanding tinggi badan kurang dari -3 standar deviasi dan/atau lingkar lengan atas kurang dari 11,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.
3. Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak memiliki perawakan tubuh yang lebih pendek daripada anak seusianya.
Baca Juga
Angka Stunting di DIY Tahun Ini Ditarget Turun Menjadi 14 Persen, Ini Strategi yang Dilakukan
Cegah Stunting Bukan Hanya Tugas Istri, Tapi Juga Suami
Cegah Stunting Bahkan Sebelum Hamil
Lalu bagaimana cara menangani stunting? Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, dampak stunting umumnya terjadi karena kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Sebagai upaya pencegahan sejak dini, pada usia 1.000 hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil. Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya.
Pada saat bayi telah lahir, konsumsi protein sangat memengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan. Anak yang mendapat asupan protein 15% dari total asupan kalori yang dibutuhkan terbukti memiliki badan lebih tinggi dibanding anak dengan asupan protein 7,5% dari total asupan kalori.
Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 gram/kg berat badan. Sementara anak usia 1 – 3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 gram/kg berat badan. Karena itu, pastikan balita mendapat asupan protein yang cukup sejak pertama kali mencicipi makanan padat pertamanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Senin 15 Desember 2025
- Korban Tewas Penembakan Pantai Bondi Australia Jadi 12
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Senin 15 Desember 2025
- Prakiraan Cuaca DIY Senin 15 Desember 2025, Berawan dan Hujan Sedang
- Menhub Pastikan Transportasi Jateng Siap Hadapi Nataru
- NGUDA RASA: Mendorong Kuliner Indonesia Merajai Lidah Dunia
- PEKAN RISET GEOPARK 2025: Panggung Publikasi Riset Pelajar
Advertisement
Advertisement





