Advertisement
Prabowo Sebut Ada Alih Teknologi saat Ganjar Singgung Soal Alutsista Bekas, Pakar: Harus Dibuktikan Apakah Penuhi Kriteria

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mempertanyakan alasan Prabowo Subianto yang menjadi capres sekaligus masih menjabat Menteri Pertahanan (Menhan), terkait alasan membeli alat utama sistem senjata (alutsista) bekas. Termasuk di antaranya, soal rencana pembelian satu skuadron pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar.
Meski pada akhirnya pembelian pesawat tempur bekas itu ditunda, tetap saja hal itu menjadi bahan pertanyaan dalam debat ketiga dalam Pilpres 2024, dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Prabowo pun beralasan, 50 persen alat perang di negara lain, juga dibeli dalam kondisi bekas.
Advertisement
Menurut Prabowo, pertimbangan pembelian alutsista tersebut bukan soal barang bekas atau baru. Namun mengenai alih teknologi terbaru yang bisa dijangkau dan mempertimbangkan usia pakai alutsista.
“Alutsista bekas yang dibeli itu menggunakan teknologi terbaru dan usianya masih 15 tahun,” katanya.
BACA JUGA: Data Prabowo Dinilai Tak Lengkap saat Debat, Pengamat: Defensif dan Tak Transparan
Mendengar jawaban tersebut, Ganjar yang membeberkan dirinya sudah berdialog dengan pilot di sektor pertahanan. Hasilnya, mayoritas mengatakan rencana pembelian satu skuadron pesawat tempur Mirage 2000-5 itu tak matang dan gegabah.
“Perencanannya terlalu gegabah. Keseriusan itu tidak dimunculkan oleh pengelola industri pertahanan dalam negeri. Mudah-mudahan masyarakat menjadi jelas dengan ini,” katanya.
Pakar Hubungan International Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Teuku Rezasyah, tak terlalu mempersoalkan apakah alutsista tersebut bekas atau baru. Namun, kata dia, harusnya klaim ada alih teknologi dan transfer knowledge, serta apakah teknologinya proven (teruji) dapat dibuktikan.
“Saya tidak mau terjebak pembicaraan apakah alutsista ini bekas sepenuhnya atau masa berlakunya sampai kapan, namun alangkah baiknya kalau para capres itu juga membahas apakah alutsista tersebut teknologinya proven (terbukti dan teruji) saat ini,” katanya.
Selain itu, perlu juga ditunjukkan kepada publik apakah alutsista itu memenuhi kriteria State of the Act. Serta, apakah sudah digunakan untuk perlindungan EEZ Indonesia atau pernah digunakan dalam kerjasama terbatas di lingkungan ASEAN.
“Harusnya memang dibuktikan, kita hanya berbicara ini alutsista tapi kita tidak mengecek lebih dalam dari alutsista tersebut,” katanya.
Alutsista sendiri menjadi salah satu topik panas selama debat Capres 2024 kali ini. Debat Capres 2024 ini merupakan putaran ketiga dari rangkaian debat yang dijadwalkan KPU RI dengan mempertemukan kembali para capres, yaitu capres nomor urut 1 Anies Baswedan, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Pada debat kali ini, para capres beradu gagasan terkait dengan tema politik luar negeri, globalisasi, pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Konvoi Persib Bandung, Satu Orang Jatuh dari Flyover Pasupati
- Hore! Pemerintah Kembali Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen Mulai Juni-Juli 2025
- Ini Alasan Prabowo Angkat Mantan Pejabat BIN Jadi Dirjen Bea Cukai
- Korea Utara Lakukan Penyelidikan Terhadap Kegagalan Peluncuran Kapal Terbarunya
- Luhut Pastikan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Lanjut, Tinggal Tunggu Perpresnya
Advertisement

Mahasiswa Pengendara Motor Meninggal Ditabrak di Sleman, Polisi Sebut Pengemudi BMW Negatif Narkoba
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Anggota Kongres AS Minta Gaza Dibom Nuklir, Hamas pun Mengecam
- Terkait Dugaan Kasus Pemerasan di Kemnaker, KPK Sita Sejumlah Kendaraan
- Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Banten
- Soal Rencana Penghapusan Batas Usia Kerja, Ini Kata Pengamat
- Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Pemerintah Siapkan Diskon Tarif Listrik Juni-Juli 2025
- Hore! Pemerintah Kembali Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen Mulai Juni-Juli 2025
- KPPPA Sebut 12.416 Perempuan Alami Kekerasan Selama 2024
Advertisement