Advertisement

100 Hari Kerja Luthfi-Yasin, Layanan Kesehatan Speling Jadi Andalan Warga

Media Digital
Sabtu, 24 Mei 2025 - 20:17 WIB
Maya Herawati
100 Hari Kerja Luthfi-Yasin, Layanan Kesehatan Speling Jadi Andalan Warga Dalam 100 hari kinerja Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, program Dokter Spesialis Keliling (Speling) menjadi andalan warga desa setempat. Melalui program itu, para warga banyak yang melakukan pemeriksaan kesehatan di dekat tempat tinggalnya secara gratis. / ist

Advertisement

SEMARANG–Dalam 100 hari kinerja Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, program Dokter Spesialis Keliling (Speling) menjadi andalan warga desa setempat. Melalui program itu,  para warga banyak yang melakukan pemeriksaan kesehatan di dekat tempat tinggalnya secara gratis.

Apalagi, para dokter kesehatan melakukan jemput bola dengan membuka layanan di sejumlah titik, salah satunya di balai desa.

Advertisement

Setelah diluncurkan pada 4 Maret 2025, program Gubernur Ahmad Luthfi dan Wagub Taj Yasin ini sudah berhasil mendukung pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang menjangkau sekitar 2 juta orang penduduk Jawa Tengah. Jumlah tersebut bahkan menjadi yang terbesar se-Indonesia.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat pun beragam. Mulai dari tuberkulosis (TBC), deteksi kanker serviks, pemeriksaan kesehatan jiwa, pemeriksaan kusta, serta pemeriksaan ibu hamil.

BACA JUGA: Viral Ayam Goreng Widuran Ternyata Non Halal Setelah Beroperasi Sejak 1973, Berikut Sejarahnya

Dalam jangka pendek, sasaran utama Speling adalah warga di 70 desa kategori miskin di 35 Kabupaten/kota. Sebab, rata-rata 100 orang di setiap desa dengan faktor resiko CA serviks, TBC, hingga kehamilan dengan resiko tinggi.

Salah serorang warga Desa Karanggondang Pailus, Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Sela Karainina Putri mengaku,  senang dengan adanya program Speling ini. Selain gratis, lokasinya juga dekat dengan rumahnya. 

“Jika biasanya di bidan bayar Rp50.000, ini gratis. Lumayan bisa ngirit, uangnya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain,” kata dia seusai melakukan pemeriksaan janinnya beberapa waktu lalu.

 Setali tiga uang,  warga Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Nur Wanti mengatakan, juga merasakan manfaat atas program Speling. Ia melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim melalui IVA test.

“Saya periksa IVA test. Saya cek deteksi dini kanker leher rahim,” kata dia.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, ada dua keuntungan yang diperoleh warga dengan memanfaatkan program Speling. Pertama, jarak balai desa yang dekat dengan tempat tinggal, sehingga lebih irit waktu. Kedua, cukup bawa KTP, maka layanan kesehatan gratis bisa langsung dilakukan.

Dengan didukung dokter spesialis dari tujuh rumah sakit milik provinsi, Dinas Kesehatan, dan rumah sakit swasta, maka warga tidak harus pergi ke Puskesmas atau rumah sakit yang jaraknya bisa jadi jauh dari rumah.

“Sudah 2 juta (orang) lebih. Ini terbesar se-Indonesia, bahkan Menteri Kesehatan mengapresiasi kegiatan kita. Ini untuk menunjang program pemeriksaan kesehatan gratis, sebagaimana perintah Presiden,” kata Ahmad Luthfi, usai mengecek pelaksanaan Program Speling di Kantor Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali pertengahan Mei lalu.

Tujuh rumah sakit pemerintah yang ia maksudkan adalah RSUD Prof Dr Margono mengampu wilayah karesidenan Banyumas dan Kedu, RSUD dr Moewardi karesidenan Solo, RSUD dr Adhyatma karesidenan Semarang, RSUD dr Rehatta karesidenan Pati, RSJD dr Amino Gondohutomo karesidenan Pekalongan, RSJD dr Arif Zainuddin karesidenan Kedu dan RSJD dr Soedjarwadi mengampu wilayah karesidenan Kedu dan Surakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan, untuk menangani TBC di Jateng, langkah pertama yang ditempuh adalah menemukan penderita terlebih dahulu. Maka layanan Speling ini menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan menekan angka TBC di Jateng.

Menurutnya, Treatment Success Rate (TSR) atau peluang sembuh penderita TBC besar setelah perawatan rutin, yakni 9 orang dari 10 orang.

“Harus ditemukan dulu kasus TBC ini. Kemudian keluarga atau orang yang di sekelilingnya juga dicek. Dari satu orang yang sakit, tracing-nya minimal delapan orang. Dari situ akan ketahuan, tertular atau tidak,” jelasnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Minggu 25 Mei 2025: Dari Stasiun Palur, Jebres, Balapan, Purwosari, Ceper Klaten, Terakhir di Tugu Jogja

Jogja
| Minggu, 25 Mei 2025, 00:47 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement