Advertisement

Atasi Stunting Tak Cukup Hanya dengan Pemenuhan Gizi

Media Digital
Rabu, 03 Januari 2024 - 23:57 WIB
Mediani Dyah Natalia
Atasi Stunting Tak Cukup Hanya dengan Pemenuhan Gizi Gibran Rakabuming Raka / Antara

Advertisement

JOGJA—Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka menyebut masalah stunting bukan hanya memenuhi kebutuhan gizi anak. Ada aspek lain yang perlu diperhatikan yakni sanitasi dan air bersih.

"Intervensi stunting harus intervensi tempat tinggal, tidak hanya bisa memberikan gizi tambahan tetapi tidak menyentuh rumah. Sanitasi drainase kawasan kumuh harus dilakukan secara paralel," kata Gibran saat Debat Capres-Cawapres 2024 seri kedua bertema Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital, Keuangan, Investasi, Pajak, Pengelolaan APBN/APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023).

Advertisement

Calon pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka juga memiliki delapan Program Hasil Terbaik Cepat. Dari delapan program tersebut, memberikan makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil menjadi pilihan pertama. Menurut Gibran, maanfaat pemberian makan siang gratis sudah dirasakan di 76 negara oleh 400 juta anak. “Indonesia emas harus siapkan generasi emas, anak sehat dan pintar,” ujar Gibran.

Pernyataan Gibran ini sejalan dengan  dari Kementerian Kesehatan. Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita karena kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan memang disebabkan asupan gizi dan status kesehatan yang meliputi faktor ketahanan pangan, yakni ketersediaan, keterjangkauan dan akses pangan bergizi.

Namun, ada faktor lingkungan sosial, yakni norma, makanan bayi dan anak, hygiene, pendidikan, dan tempat kerja. Ada juga faktor lingkungan kesehatan, yakni akses, pelayanan preventif dan kuratif, serta faktor lingkungan pemukiman, yakni air, sanitasi, kondisi bangunan yang juga menjadi persoalan.

Laporan Kementerian Kesehatan juga menunjukkan, persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak menunjukkan peningkatan dari 2020 ke 2022 sebesar 1,39%. Jika dilihat menurut tipe daerah, persentase di daerah perkotaan cenderung lebih tinggi daripada di perdesaan, yakni 83,80% untuk perkotaan dan 76,99% untuk perdesaan. Selama periode ini, daerah perdesaan mengalami peningkatan sebesar 2,72% sedangkan daerah perkotaan 0,14%.

Target 14%

Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak. Hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan terjadi penurunan angka stunting berada pada 27,67% pada 2019. Walaupun angka stunting ini menurun, angka tersebut masih dinilai tinggi, mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20%.

Data Bank Dunia atau World Bank mengatakan angkatan kerja yang pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54%. Artinya, sebanyak 54% angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. Hal inilah yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah. Karena itu, pada awal 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun menjadi 14% pada 2024. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KRL Jogja Solo Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan, Senin 9 September 2024

Jogja
| Senin, 09 September 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement