Advertisement

Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 08 September 2024 - 10:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia Ilustrasi pesawat Airasia lepas landas. - Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Tony Fernandes, CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, mengeluhkan harga bahan bakar pesawat (avtur) di Indonesia.

Menurutnya, harga avtur di Indonesia sangat mahal bahkan 28 persen lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. “Harga bahan bakar di Indonesia adalah tertinggi di ASEAN, sekitar 28 persen,” ujar Tony dikutip dari Antara, Minggu (9/9/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Pergerakan Penumpang Pesawat di Bandara Soekarno Hatta Capai 26 Juta Orang di Semester Pertama 2024

Tony menilai mahalnya harga avtur di Indonesia disebabkan oleh minimnya kompetisi penyedia avtur, yang kemudian berdampak pada biaya operasional maskapai dan tingginya harga tiket pesawat penerbangan domestik di Indonesia dibandingkan dengan negara lainya.

Dia juga menyoroti soal pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) di Tanah Air yang dikenakan dua kali untuk bahan bakar, khususnya untuk penerbangan domestik sebesar 11 persen. Atas dua permasalahan tersebut, Tony bakal bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, termasuk soal pembatasan tarif maskapai. “Pembatasan tarif membuat tarif menjadi lebih mahal,” ujarnya. 

Butuh Dana Emiten

Maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) akan melakukan penggalangan dana di pasar modal sebesar US$50 juta atau setara Rp774,5 miliar (kurs jisdor Rp15.490) untuk penambahan 70 armada pesawat.

Tony Fernandes mengatakan, pihaknya secara total memerlukan dana segar sebesar US$80 juta atau setara Rp1,23 triliun untuk pengadaan pesawat. “Saya berharap dapat mengumpulkan sekitar US$50 juta di IDX dan karena ini akan memakan waktu lama, kami ingin mendapatkan pembiayaan bank di kisaran US$30 hingga US$40 juta,” kata Tony.

Dia menjelaskan, AirAsia akan melakukan penggalangan dana melalui pasar modal sebesar US$50 juta serta dari pembiayaan bank sebanyak US$30 juta hingga US$40 juta. Meski demikian, terkait mekanisme penggalangan dana yang akan dilakukan, Tony tidak dapat memerinci karena masih akan menunggu pihak investment banking.

Adapun, dana segar tersebut akan digunakan untuk pengadaan 70 pesawat AirAsia. Sampai dengan saat ini, AirAsia memiliki 30 unit pesawat, maka targetnya adalah AirAsia akan memiliki 100 pesawat setidaknya dalam 5 tahun ke depan.

Di sisi lain, Tony menjelaskan induk CMPP akan mengubah pinjaman ke CMPP menjadi ekuitas. “Grup AirAsia telah memberikan banyak pinjaman ke CMPP. Kami akan mengubah pinjaman tersebut menjadi ekuitas. Kami akan melunasi semua pinjaman itu. Itu adalah investasi kami ke CMPP,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tak Sekadar Komoditas Perdagangan, Anggrek Ternyata Bisa Jadi Karya Seni Hidup

Jogja
| Selasa, 17 September 2024, 02:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement