Advertisement

Curhat soal Kondisi Negara, Tokoh Bangsa Datangi Rumah Gus Mus

Reyhan Fernanda Fajarihza
Minggu, 12 November 2023 - 19:37 WIB
Arief Junianto
Curhat soal Kondisi Negara, Tokoh Bangsa Datangi Rumah Gus Mus Gus Mus. - Ist/Instagram @s.kakung

Advertisement

Harianjogja.com, REMBANG—Sejumlah tokoh kebudayaan dan lintas agama yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang mendatangi kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) di Kelurahan Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023) untuk membahas situasi politik menjelang Pilpres 2024.

Tokoh-tokoh itu antara lain adalah Goenawan Mohamad, Omie Komaria Madjid, Erry Riyana Hardjapamekas, Lukman Hakim Saifuddin, hingga Antonius Benny Susetyo.

Advertisement

Kendati Gus Mus tak hadir dalam konferensi pers, mereka mengungkapkan keprihatinan atas situasi politik bangsa saat ini. “Penting kiranya kami semua yang memang prihatin dengan situasi sekarang, situasi sekarang itu gambaran mudahnya sebetulnya sudah sama-sama kita pahami, tetapi kalau boleh diulangi adalah situasi ketika demokrasi Indonesia ini diontang-anting, diayun-ayun,” kata Alif Iman Nurlambang yang membuka konferensi pers, dikutip dari Youtube KompasTV, Minggu.

Salah satu yang disorot pihaknya adalah situasi Mahkamah Konstitusi (MK), di mana Majelis Permusyawaratan Rembang menilai ada intervensi yang dilakukan lembaga eksekutif ke lembaga konstitusional tersebut.

Alif juga mengatakan terdapat ancaman terhadap asas jujur dan adil dalam pemilu yang akan digelar pada Februari 2024 mendatang.

“Kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian Mahkamah Konstitusi sebagaimana bukti-bukti yang ditemukan oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi, ada intervensi dari eksekutif ke yudikatif, ke lembaga konstitusional itu.

Kemudian juga ada situasi lain, bahwa ancaman terhadap asas jujur dan adil pemilu yang akan kita lakukan pada Februari mendatang itu tidak bisa berlangsung dengan baik,” lanjutnya.

Itu sebabnya, permasalahan ini menjadi perhatian khusus bagi pelaku kebudayaan dan keagamaan bangsa tersebut untuk memberikan sumbangsih dengan berembuk secara terus-menerus.

Goenawan Mohamad

Sastrawan sekaligus jurnalis senior Goenawan Mohamad mengatakan bahwa tujuan mereka berkumpul adalah untuk berbagi rasa dan saling menularkan semangat, supaya kembali lagi ada kepercayaan di masyarakat karena tahun politik yang kian dekat. “Zaman sekarang itu kepercayaan kepada sesama itu sangat tipis. Pertama, banyak sekali kebohongan yang juga diucapkan oleh Presiden dan orang-orang lainnya,” katanya.

Selain itu, menurut Goenawan, hal ini diiringi anggapan bahwa saat ini semuanya bisa dibeli, termasuk kesetiaan, suara, dan kedudukan politik.

Kedua, karena semua ini sekarang bisa dibeli. Kesetiaan bisa dibeli, suara bisa dibeli kedudukan bisa dibeli. Jadi apa yang ikhlas itu sudah mengalami erosi yang berarti. Kalau sebuah masyarakat kehilangan saling percaya, ya selesai,” lanjutnya.

Dia mengaku ingin mencegah hal itu terjadi, terutama menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden mendatang. “Karena aturan bersama mulai dibongkar-bongkar bahkan dirusak. Terjadinya skandal, skandal saya sebut, di Mahkamah Konstitusi menunjukkan itu. Belum lagi nanti saya dengar pemaksaan penutupan saluran suara dan sebagainya,” ujar wartawan senior itu.

BACA JUGA: Viral Puisi Gus Mus: Ada Keripik Rasa Keju dan Ikan, Ada Republik Rasa Kerajaan

Maka dari itu, tak hanya kepada yang sedang berkuasa, dirinya mengingatkan kepada sesama masyarakat agar selalu mewaspadai hal-hal tersebut.

Omie Komaria Madjid

Budayawan sekaligus istri mendiang Nurcholish Madjid (Cak Nur), Omie Komaria Madjid mengungkapkan bahwa dalam pertemuannya dengan Gus Mus, dia menceritakan tentang KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang menurutnya kian menggurita dalam pemerintahan saat ini.

“Saya curhat karena saya merasa sedih, kesal, dan marah. Itu semua karena dipicu oleh suatu kenyataan bahwa KKN, korupsi kolusi nepotisme yang kita perjuangkan pada reformasi 1998, dan itu merupakan tujuan utama untuk kelangsungan negara ini, tidak ditunaikan secara sungguh-sungguh,” katanya dalam konferensi pers.

Menurutnya, penyelenggaraan negara Indonesia saat ini telah kehilangan esensinya karena banyak diselewengkan sebagai ajang korupsi, kolusi, dan nepotisme. “Negara saya pikir itu kan suatu wadah, wadah tempat pengabdian kepada rakyat untuk kemajuan rakyat. Tetapi itu semua sudah tidak ada rasanya. justru negara malah untuk sudah diselewengkan jauh sebagai ajang korupsi, kolusi dan nepotisme,” lanjutnya.

Lukman Hakim Saifuddin

Eks Menteri Agama Lukman Hakim menyatakan keprihatinannya kepada Gus Mus atas kondisi terkini politik di Indonesia. Bertandang ke kediaman Gus Mus, Lukman mengaku ingin meminta pendapat terkait keprihatinan tersebut.

"Kenapa kami sowan ke kediaman Gus Mus karena beliau sosok yang memiliki kejernihan berpikir dan kedalaman rasa. Jadi kami ingin mengonfirmasi apakah yang kami rasakan dan kami ketahui [soal kondisi politik Indonesia saat ini] juga dirasakan beloau [Gus Mus]," ujarnya.

Gus Mus, sambung Lukman, menjelaskan bahwa keprihatinan para tokoh bangsa merupakan refleksi kondisi politik saat ini. "Beliau merasakan hal yang sama. Secara eksplisit beliau mengatakan bahwa apa yang disampaikan adalah refleksi dari yang dirasakan masyarakat bukan analisis kaum intelektual dan seterusnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Gus Mus menekankan bahwa Indonesia harus kembali kepada nilai yang seharusnya dalam politik di antaranya memegang etika kepatutan dan moral seperti menjauhi KKN (korupsi kolusi nepotisme).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement