Advertisement
Beras Jadi Penyebab Inflasi Tahunan Oktober 2023
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis Indonesia - Rachman
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan komoditas beras menjadi penyumbang terbesar pada inflasi tahunan Oktober 2023 yang tercatat sebesar 2,56 persen (year-on-year/yoy).
Tingkat inflasi tahunan pada Oktober 2023 adalah 2,56 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,75 pada Oktober 2022 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.
Advertisement
“Komoditas yang memberikan andil inflasi adalah beras dengan andil 0,58 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen Oktober 2023 di Jakarta, Rabu.
Selain beras, komoditas lainnya yang juga memberikan andil besar terhadap inflasi tahunan adalah rokok kretek filter dengan andil inflasi sebesar 0,19 persen, daging ayam ras 0,10 persen, bawang putih 0,07 persen, dan rokok putih 0,07 persen.
Dengan demikian, sesuai kelompoknya, makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi tahunan Oktober, dengan inflasi sebesar 5,41 persen dan andil 1,39 persen.
BACA JUGA: Tekan Harga, Pemkab Gunungkidul Operasi Pasar 42 Ton Beras
Selain kelompok tersebut, kata Pudji Ismartini, kelompok penyumbang inflasi terbesar lainnya adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,23 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok itu adalah biaya kontrak rumah 0,10 persen.
Sementara dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang menyumbang inflasi 0,23 persen, emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang utama inflasi dengan andil 0,10 persen.
Adapun bila ditinjau berdasarkan wilayah, seluruh kota mengalami inflasi tahunan, di mana 54 kota mencatatkan IHK lebih tinggi dari inflasi nasional.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan, yakni sebesar 5,43 persen. Komoditas penyumbang inflasi pada kota tersebut adalah tarif angkutan udara dengan andil 1,15 persen, ikan segar 0,98 persen, beras 0,91 persen, rokok kretek filter 0,31 persen, dan daging ayam ras 0,23 persen.
Kota dengan inflasi tertinggi lainnya adalah Sumenep dengan inflasi 5,29 persen, Merauke 4,89 persen, Luwuk 4,25 persen, Kotabaru 4,12 persen, dan Maumere 4,07 persen. Sedangkan kota dengan inflasi terendah adalah Jayapura sebesar 1,43 persen.
Secara umum, BPS melaporkan perekonomian Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,17 persen pada bulan Oktober 2023 jika dibanding dengan IHK bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Terjadi peningkatan IHK dari 115,44 pada September 2023 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun ke tahun mencapai 2,56 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 1,80 persen (year-to-date/ytd).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bayi Korban Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Meninggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 13 November 2025
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Kamis 13 November 2025
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, Kamis 13 Nov 2025
- Jadwal DAMRI di Jogja ke Bandara YIA Hari Ini, Kamis 13 Nov 2025
- Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Hari Ini, Kamis 13 Nov 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Kamis 13 November 2025
- Bagaimana Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini? Simak di Sini
Advertisement
Advertisement




