Advertisement
Marak Investasi Bodong, OJK Gandeng Berijalan Berikan Literasi Keuangan Kepada Mahasiswa

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Saat ini kasus investasi bodong sedang marak memakan banyak korban dan sangat merugikan masyarakat. Apalagi isu investasi bodong ini juga banyak menimpa generasi muda.
Digital Business Division Head Berijalan, salah satu entitas anak perusahaan Astra Credit Companies (ACC), David Thamrin mengatakan bahwa sejalan dengan Bulan Inklusi Keuangan 2023, pihaknya membantu untuk ikut memberikan literasi keuangan kepada para mahasiswa FBE Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
Advertisement
"Tujuannya agar para mahasiswa mendapatkan pengetahuan mengenai produk keuangan dan investasi," katanya saat kegiatan literasi keuangan tentang Pemahaman Literasi Produk Jasa Keuangan Untuk Menghindari Investasi Bodong di Fakultas Bisnis dan Ekonomika di Ruang Auditorium Kampus 3 UAJY, Selasa (31/10/2023).
BACA JUGA: Erick Thohir Apresiasi Penyelenggaraan CMSE 2023 Aku Investor Saham
"Kami berharap dengan literasi keuangan, mahasiswa dapat mengelola keuangan dengan baik dan sehat serta mendapatkan pengetahuan yang baik mengenai produk investasi yang tepat sesuai kebutuhan dan masa depan mereka," ujar David Thamrin.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Bagian Pengawasan IKNB, Pasar Modal dan EPK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yogyakarta Dinavia Tri Riandari serta Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY Mahestu Noviandra
Di era digital seperti saat ini, kata David, informasi tentang investasi bodong akan lebih cepat menyebar di masyarakat. Dampak yang ditimbulkan oleh investasi bodong ini juga cukup besar dan juga akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap produk keuangan.
"Ya karena investasi bodong merupakan proses bisnis investasi yang tidak jelas yang berasal dari perusahaan yang tidak jelas rekam jejaknya yang tidak memiliki kredibilitas dalam mengelola dana investasi dan juga tidak terdaftar di OJK," katanya.
Berdasarkan data dari OJK, sejak 2017 hingga Agustus 2023, ditemukan sebanyak 1.194 entitas investasi ilegal, 5.450 pinjol ilegal dan 251 gadai ilegal. Tercatat kerugian masyarakat akibat investasi ilegal dari tahun 2017 hingga 2022 telah mencapai Rp139,03 triliun.
"Kami membuka peluang kemitraan bagi seluruh lapisan masyarakat yang sedang mencari pekerjaan dengan sistem kerja secara Work from Office (WFO). Sistem pengambilan slot, bekerja dengan waktu yang fleksibel serta lingkungan kerja yang kooperatif dan nyaman," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kemendagri Undang Gubernur Sumut Bobby Nasution Bahas Masalah Kepemilikan Empat Pulau
- Apabila Terjadi Perang Dunia III, Indonesia Masuk Dalam Daftar Negara Aman
- KPK Usut Komunikasi Pembelian Lahan untuk JTTS di Lampung
- 24 Orang Tewas, 370 Rudal Iran Hujani Israel Selama Operasi Rising Lion
- Dukung Program 3 Juta Rumah, Danantara Minta Himbara Kucurkan Rp130 Triliun
Advertisement

Pasar Pangan Sehat hingga Sinau Bareng Kiai Kanjeng dan Sabrang MDP di Rangkaian 25 Tahun Sanggar Anak Alam
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Berharap Dukungan Belanda untuk Proyek Tanggul Laut Raksasa
- Perang Iran-Israel Bisa Menyeret AS ke PD III
- Iran Klaim Mampu Melumpuhkan Pertahanan Udara Israel, Ini Rahasianya
- Prabowo Bakal Bangun 1 Juta Unit Rumah Susun di Tahun Pertama Pemerintahannya
- Rumah Bersubsidi Khusus Gen Z Bakal Dibangun di Wilayah Perkotaan
- Seluruh Pembelaan Oknum TNI AL Jumran Pembunuh Jurnalis Juwita Ditolak Majelis Hakim
- Hasil Seleksi PPPK Tahap 2 Mulai Diumumkan Hari Ini, Cek Arti Kode Lengkap dan Panduannya
Advertisement
Advertisement