Advertisement
Petugas Menyisir Bekas Kebakaran di Gunung Merbabu, Ini Hasil Temuannya

Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Setelah titik api tidak terdeteksi lagi di Gunung Merbabu, sebanyak 58 personel gabungan yang terbagi empat kelompok menyisir area kebakaran di gunung setinggi 3.145 mdpl tersebut, khususnya di wilayah Dukuh Mongkrong, Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Senin (30/10/2023).
Kepala Resort Ampel, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Ekowati Murwaningsih menyampaikan pada Minggu (29/10/2023) malam WIB terjadi hujan cukup deras di area Mongkrong, Jlarem.
Advertisement
“Alhamdulillah titik api yang dari sini [Posko Mongkrong], terutama di wilayah Boyolali itu sudah tidak terdapat lagi. Secara visual juga sudah tidak ada asap lagi,” kata dia kepada wartawan saat ditemui di Posko Mongkrong, Senin.
Ia menjelaskan pada Senin sekitar pukul 10.00 WIB, empat kelompok dari tim gabungan naik ke area yang sempat terbakar. Kelompok pertama pergi ke daerah Gemawang, kelompok kedua ke daerah Jambon, kelompok ketiga ke daerah Kenteng, dan kelompok terakhir bertugas menebang pinus.
“Di daerah Kenteng dan Gemawang masih ditemukan pohon pinus yang terbakar di dalam batangnya [bara] sehingga kami melakukan mop up di sana. Termasuk juga di daerah Jambon, mop up itu untuk mengantisipasi sisa-sisa bara api yang masih ada di sana supaya tidak terbakar atau menyala lagi,” jelas dia.
Eko mengatakan pohon pinus yang di dalam pohonnya masih ada bara api ditebang. Jika menunggu tumbang secara alami akan memakan waktu. Selain itu, posisi pohon pinus yang di dalamnya masih terdapat bara api berada di pinggir jalan setapak yang ada di dalam kawasan.
Dia khawatir jika tidak segera ditebang, nantinya akan berbahaya bagi warga yang lewat di jalan setapak tersebut.
BACA JUGA: Kebakaran Gunung Merbabu: Pemadaman Akan Gunakan Water Boombing
Terkait dengan penyebab kebakaran, ia menjelaskan BTNGMb masih melakukan investigasi. Eko mengatakan api berasal dari Kabupaten Semarang, tepatnya di Dusun Sokowolu dan Cingklok.
“Luasan yang terbakar untuk wilayah Kabupaten Boyolali sekitar 191,7 hektare, tepatnya di wilayah Kecamatan Gladagsari. Total semua sekitar 890-an hektare di tiga kabupaten, Boyolali, Semarang, dan Magelang,” kata dia.
Terkait dengan vegetasi yang terbakar akibat karhutla Gunung Merbabu di wilayah Mongkrong, yaitu kirinyuh, pinus, akasia, tembelekan, dan rumput alang-alang. Kemudian, ia menjelaskan tidak ditemukan fauna atau hewan yang terbakar.
Eko mengatakan burung kutilang, sepah, dan elang juga masih terbang di atas kawasan. Untuk jenis fauna lain, ia menjelaskan, masih belum teridentifikasi.
Selanjutnya, ia mengatakan dampak yang dirasakan warga karena kebakaran Gunung Merbabu, yaitu air mereka yang terputus. Eko mengatakan pipa air yang ada dalam kawasan terbakar karena kebakaran yang melanda cukup besar.
“Sumber air dari dalam kawasan yang biasanya bisa didistribusikan lewat pipa itu terputus. Sehingga airnya mati,” kata dia.
Dampak dari kebakaran tersebut, sebanyak sembilan dukuh di Desa Jlarem dan sembilan dukuh di Ngadirojo terdampak tidak bisa mendapatkan air bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Presiden AS Donald Trump Cari Cara untuk Pecat Ketua The Fed Jerome Powell
- Ratusan Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek Saat Libur Panjang Paskah 2025
- Demi Redam Ancaman Tarif Trump, Indonesia Hendak Beli Alutsista dari AS?
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
Advertisement

Jaringan Nasional Indonesia Dideklarasikan di Jogja, Siap Mengawal Kebijakan Pemerintah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan JKM untuk Ahli Waris Rois di Kalurahan Sriharjo Bantul
- DPR Janji Pembahasan RKUHAP Dilakukan Transparan
- Batas Waktu Pelunasan Biaya Haji Diperpanjang hingga 25 April 2025
- Warga Rempang yang Mau Relokasi Tanjung Banon Terus Bertambah, BP Batam Percepat Pembangunan Hunian
- Pakar Hukum UI Nilai LaNyalla Jadi "Target" KPK, Ini Alasannya
- Demi Redam Ancaman Tarif Trump, Indonesia Hendak Beli Alutsista dari AS?
- Dukung Pelestarian Sejarah dan Budaya, Kemenkum Hadiri Kirab Akbar Ritual Budaya dan Perayaan HUT YM Makco Thian Siang Sing Bo
Advertisement