Advertisement

Mensos paparkan perlindungan sosial disabilitas di forum AHLF 2023

Newswire
Selasa, 10 Oktober 2023 - 19:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Mensos paparkan perlindungan sosial disabilitas di forum AHLF 2023 Anak difabel / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, MAKASSAR—Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan perlindungan sosial pandemi Covid-19 kepada penyandang disabilitas yang mengalami kerentanan ganda, karena harus berjuang mengatasi tantangan akibat disabilitas, serta bertahan dalam situasi ekonomi yang sangat sulit. 

Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan hal tersebut di Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan Pasca Tahun 2025 atau The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Advertisement

"Bantuan perlindungan sosial diberikan dalam bentuk program subsidi, jaminan kesehatan dan pekerjaan, program jaminan sosial untuk mengurangi risiko kecacatan, dukungan keuangan mikro bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Bantuan Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dan program permakanan untuk penyandang disabilitas tunggal," ujar Mensos kepada para Menteri Sosial ASEAN dan peserta di forum tersebut, Selasa (10/10/2023). 

Baca Juga:  Pemkot Jogja dan Baznas Bantu Penyandang Disabilitas

Khusus pada program permakanan bagi penyandang disabilitas tunggal, Mensos mengatakan ini merupakan program baru yang diluncurkan setelah proyek percontohan selama tiga bulan pada 2022, yang menyasar 33.774 penerima. Program ini memberikan bantuan permakanan sebanyak dua kali sehari kepada penyandang disabilitas tunggal sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan belum pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah. 

Program permakanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar pangan masyarakat yang diluncurkan bersamaan dengan bantuan permakanan untuk 247.147 lansia dan ATENSI untuk panti asuhan sebanyak 378.755 anak. 

Sama halnya dengan program bantuan permakanan bagi penyandang disabilitas tunggal, Program Permakanan Lanjut Usia Tunggal berfungsi sebagai upaya penghormatan, perlindungan, dan pemberian jaminan sosial berupa pemenuhan kebutuhan pangan dasar dan gizi secara komprehensif. 

Lansia & Yatim Piatu

Pentingnya perhatian pada individu lanjut usia tunggal muncul dari adanya perubahan fisik, mental, dan psikososial yang mengakibatkan menurunnya kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama ketika individu lanjut usia hidup sendirian. 

Selain lansia, pemerintah Indonesia juga memberikan kepedulian terhadap anak-anak yatim piatu, termasuk anak yatim piatu penyandang disabilitas. Mereka yang kehilangan orang tuanya tidak hanya membutuhkan dukungan untuk kebutuhan fisiknya, tetapi juga dukungan psikososial, pengasuhan, dan pendidikan lanjutan. 

Baca Juga:  Ada 3.100 Penyandang Disabilitas di Jogja yang Butuh Layanan Inklusif

Program bantuan tunai kepada anak yatim piatu ini diharapkan dapat meringankan beban mereka dan memastikan bahwa setiap anak yatim piatu mempunyai hak atas penghidupan dan pendidikan yang layak, hal ini bertujuan untuk memberikan solusi berkelanjutan yang fokus agar tidak ada seorang pun yang tertinggal. 

"Bentuk dukungan lain yang diberikan pemerintah Indonesia kepada penyandang disabilitas adalah penyediaan alat bantu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Indonesia telah menghasilkan alat bantu inovatif seperti tongkat adaptif, gelang Gruwi untuk penyandang disabilitas sensorik rungu wicara, serta gelang Grita untuk penyandang disabilitas intelektual. Alat bantu ini meningkatkan aksesibilitas penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari," kata dia. 

Indonesia juga melaksanakan program pemberdayaan sosial bagi penyandang disabilitas, yakni bergabung dalam program PENA atau Pahlawan Ekonomi Nusantara. Sepanjang 2023, PENA telah mendampingi 5.355 penerima menjadi wirausaha, termasuk penyandang disabilitas. 

PENA untuk disabilitas telah mengubah paradigma intervensi, karena menempatkan penyandang disabilitas bukan sebagai orang yang harus dibantu, namun sebagai manusia potensial yang mampu mandiri. 

"Saya yakin setiap negara di ASEAN mempunyai strategi dan pendekatan dalam menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak penyandang disabilitas. Oleh karena itu, melalui acara ini mari kita belajar dan berbagi praktik terbaik dari masing-masing negara anggota, mengambil pelajaran darinya, dan menyesuaikannya untuk diterapkan sesuai dengan kondisi di negara kita masing-masing," ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Gelar Jelajah Ruang Menoreh Geoheritage Banjaroya, Ini yang Diinginkan Pemkab Kulonprogo

Kulonprogo
| Minggu, 10 Desember 2023, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement