Advertisement
Menteri Teten Hilirisasi Produk Bawang Merah untuk Bantu Petani di Musim Panen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong hilirisasi produk bawang merah. Program ini diklaim dapat membantu petani mendapat nilai tambah dan jaminan harga dari produk yang dihasilkan saat musim panen.
Adanya hilirisasi bawang merah juga akan meningkatkan kesejahteraan para petani. Sehingga akan berperan serta menjaga stabilitas harga dan inflasi bawang merah sepanjang tahun.
Advertisement
“Kalau kita tidak mengolah hasil pertanian yang sangat dipengaruhi oleh musim, maka kita nggak pernah bisa membangun kesejahteraan petani, kita juga tidak pernah bisa menstabilkan suplai pangan selama setahun penuh karena harga fluktuatif,” kata Teten dalam keterangan resmi yang diterima JIBI/Bisnis, Minggu (17/9/2023).
BACA JUGA : Bawang Merah Jadi Cara Kalurahan Parangtritis Tingkatkan Kesejahteraan Warga
Menurutnya, bawang merah bisa dikembangkan menjadi beberapa produk. Di antaranya bawang goreng, bawang krispi, tepung bawang merah, hingga pasta.
Kementerian Koperasi dan UKM juga menyatakan kesiapan untuk membantu memasarkan produk olahan bawang merah. Baik di pasar domestik maupun luar negeri.
Di sisi lain, dia juga menekankan pentingnya menjaga pasokan dan produksi bawang merah secara nasional. Mengingat, selama ini bawang merah menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar saat musim paceklik.
Kendati begitu, saat musim panen raya, harga di pasaran anjlok. Sehingga, petani tidak pernah mendapatkan keuntungan yang layak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), bawang merah mengalami deflasi sebesar 12,74 persen (month-to-month/mtm) di seluruh wilayah Indonesia pada Agustus 2023. Kota-kota di pulau Jawa, Sumatra, dan NTB cenderung dominan mengalami deflasi yang lebih dalam dibanding inflasi nasional.
BACA JUGA : Petani di 3 Kapanewon di Gunungkidul Didorong Budi Daya Bawang Merah dari Biji
Situasi tersebut juga sejalan dengan kondisi secara historis, yang mana lazim terjadi deflasi bawang merah pada Agustus hingga Oktober. Adapun panen raya serentak di sejumlah kabupaten/kota sentra produksi bawang merah mendorong suplai bawang merah.
Melihat kondisi tersebut, Teten mendorong agar para petani terkonsolidasi dalam skala usaha yang luas melalui koperasi agar skala produksi besar dan lebih efisien.
“Kita tidak boleh lagi membiarkan petani perorangan. Kita bisa membangun corporate farming meski tanah sempit melalui koperasi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement