Advertisement

Promo November

Ribut-Ribut Food Estate, Ini Penjelasan Lengkapnya

Maya Herawati
Sabtu, 19 Agustus 2023 - 16:57 WIB
Maya Herawati
Ribut-Ribut Food Estate, Ini Penjelasan Lengkapnya Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) meninjau lahan yang akan dijadikan food estate atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Antara - Hafidz Mubarak A

Advertisement

Harianjogja, PALANGKA RAYA—Pembangunan food estate atau lumbung pangan dikritik tajam sebagai bagian dari proyek kejahatan lingkungan membabat hutan. Namun apa itu food estate? Harianjogja.com merangkum penjelasannya.

Kritik tajam terkait dengan food estate dikeluarkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan disampaikan kepada sejumlah media massa. Saat ini proyek food estate salah satunya berada di Desa Tewai Baru, Gunung Mas, Kalimantan Tengah terealisasi sekitar 600 hektare.

Advertisement

Apa itu food estate?

Seperti dikutip dari infopublik.id, secara harfiah food estate berarti perusahaan pekebunan/pertanian pangan. Dengan kata lain, membangun pertanian dalam skala luas dan menggunakan teknologi pertanian. Pada ujungnya, akan dicapai efesiensi, sehingga harga pokok produksi bisa bersaing dengan harga komoditas yang sama dengan negara lain.

Food Estate yang berada di Kalimantan Tengah merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 yang dicanangkan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.

Pengembangan lokasi food estate

Meski diawali besar-besaran di Kalimantan Tengah, food estate kini telah dikembangkan di beberapa wilayah lain di Indonesia yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Papua, Nusa Tenggara Timur dan paling akhir, Presiden Jokowi meluncurkan food estate khusus komoditas mangga yaitu di Gresik, Jawa Timur. Belakangan, program food estate juga bakal dikembangkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

BACA JUGA:Terkait Program Food Estate Jokowi, PDIP dan Gerindra Saling Sentil

Komoditas yang Dikembangkan

Komoditas prioritas yang dikembangkan dalam program food estate  meliputi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, sorgum, buah-buahan, sayur-sayuran, sagu, kelapa sawit, tebu, dan ternak sapi atau ayam.

Lalu apa target pengembang food estate

Hasil dari pengembangan food estate bisa menjadi pasokan ketahanan pangan nasional dan jika berlebih bisa dilakukan ekspor. Karena skala pertanian model food estate ini sangat besar dan luas, maka pengelolaannya juga dilakukan dengan manajemen modern atau korporasi.

Hal ini yang akan mendorong perusahaan-perusahaan besar di sektor industri pangan nasional maupun konglomerasi internasional, ikut terlibat.

Tidak Semudah yang Dibayangkan

Presiden Joko Widodo menjawab kritik terkait dengan apa itu food estate lebih detail. Jokowi menegaskan bahwa pembangunan lumbung pangan atau food estate tidak semudah yang dibayangkan, karena produktivitas dari tanaman pada kali pertama biasanya gagal.

"Itu cadangan, baik cadangan strategis maupun nanti kalau melimpah betul, enggak apa-apa untuk ekspor karena negara lain membutuhkan. Sehingga dalam rangka ke sana, kalau supaya tau membangun food estate, membangun lumbung pangan itu tidak semudah yang bapak/ibu bayangkan," kata Presiden Jokowi Jumat (18/8/2023).

Pernyataan Presiden Jokowi tersebut menanggapi adanya kritikan tentang penyalahgunaan kebijakan dari proyek lumbung pangan. Presiden menjelaskan bahwa lumbung pangan merupakan solusi untuk mengantisipasi krisis pangan, mengingat semua negara di seluruh kawasan menghadapi krisis tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara, infopublik.id, indonesia.go.id, mpr.go.id

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Angka Konsumsi Ikan oleh Masyarakat Bantul Masih Rendah

Bantul
| Jum'at, 22 November 2024, 21:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement