Advertisement
Bahlil: Persoalan Ekonomi Bakal Menghadang Para Capres 2024
_1689913916.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Investasi/Kepala badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut masalah yang akan menghadang para calon presiden (capres) adalah ekonomi.
Bahlil mengatakan hasil survei dari Indikator Politik Nasional, rata-rata persoalan ke depan itu, yaitu pengendalian bahan pokok dan lapangan kerja, utamanya bagi para anak muda. “Ke depan, capres siapa pun, itu pasti problem-nya di persoalan ekonomi, bukan di pidato-pidato, di ekonomi persoalannya,” katanya Minggu (23/7/2023).
Advertisement
BACA JUGA : Selain Luhut, Bahlil Siap Maju Jadi Ketum Golkar
Kalau bicara lapangan pekerjaan, Bahlil menekankan pemerintah selalu melakukan respon terhadap percepatan dan penciptaan lapangan kerja. Untuk itu, pemerintah menerapkan hilirisasi di daerah-daerah agar investasi masuk ke wilayah tersebut.
“Itu semua dalam rangka merespons dalam menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.
Bahlil menyebutkan dalam pemerintahan Jokowi yang terus membangun infrastruktur tersebut menjadi jawaban dalam pemerataan pertumbuhan ekonomi yang tidak melulu terpusat di Pulau Jawa atau Jawasentris.
“Jadi kalau ditanya bahwa ko kita lambat atau tidak merespons apa yang menjadi pikiran anak muda, mohon maaf karena nggak seperti itu, kita sudah melakukan percepatan juga kok,” ujarnya.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi pada semester I/2023 telah mencapai 48,5 persen dari target Rp1.400 triliun. Realisasi tersebut juga telah menyerap tenaga kerja secara langsung sebesar 849.181 orang. Capres atau cawapres yang akan dilirik masyarakat adalah mereka yang membuat langkah konkret dalam menciptakan lapangan kerja.
“Siapa presiden yang pandai untuk merusmuskan langkah-langkah komprehensif dalam rangka menciptakan lapangan kerja, pengendalian bahan pangan, meningkatkan pendapatan negara, ini pasti akan laku di publik,” tuturnya.
BACA JUGA : Menteri Bahlil Sindir Ganjar Pranowo, Realisasi Investasi
Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil dari survei yang dilakukan pada 20-24 Juni 2023. Menurut hasil tersebut, generasi Z (lahir 1997-2012) cenderung tidak terlalu banyak bicara aspek pengendalian harga kebutuhan pokok.
“Karena mereka punya penghasilan baru di luar pekerjaan konvensional atau karena mereka masih bergantung pada orang tua, saya tidak tahu, tetapi kita bisa tahu isu ini lebih banyak disuarakan gen X dan baby boomers. Generasi Z lebih concern pada penciptaan lapangan kerja,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Sejoli Ditemukan Meninggal Dunia dalam Mobil di Jambi, Diduga Keracunan AC
Advertisement

Surati Sri Sultan, Orang Tua Siswa SMP di Jogja Minta Dugaan Kebocoran Soal ASPD Diusut Tuntas
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- 1,7 Juta Pengemudi Ojol Belum Punya Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
- BEI Sebut Ada 30 Perusahaan Bakal Ipo Tahun Ini
- Sejoli Ditemukan Meninggal Dunia dalam Mobil di Jambi, Diduga Keracunan AC
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kejagung Sita Uang Rp479 Miliar Terkait Korupsi Duta Palma
- Puluhan Preman di Serang Diringkus Polisi, Paling Banyak Anggota Ormas
Advertisement