Lestarikan Budaya di Tanah Rantau, Pemda DIY Hibahkan Banjararum untuk ke Jogja
Advertisement
BANJARBARU—Pemda DIY menyerahkan seperangkat gamelan perunggu Laras Pelog Slendro Gagrak Yogyakarta sebanyak 48 item kepada Kempalan Keluarga Jogja (Kejogja) Kalimantan Selatan. Gamelan senilai Rp.650.000.000,00 bersumber dari Dana Keistimewaan ini diserahkan oleh Wagub DIY KGPAA Paku Alam X pada Jumat (21/07) di Pendopo Budaya Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Sri Paduka menuturkan, hibah gamelan Gagrak Yogyakarta ini, merupakan bentuk dukungan Pemda DIY kepada Paguyuban Kejogja di Kalimantan Selatan, atas komitmen dan upayanya melestarikan budaya kejogjaan di Bumi Lambung Mangkurat.
Advertisement
Gamelan yang dihibahkan ini diberi nama Banjararum. Nama ini menurut Sri Paduka dipilih dengan merujuk pada nama kota Banjarmasin sebagai episentrum Kalimantan Selatan. Banjararum diambil dari kata Banjar dan Arum yang bermakna taman yang harum.
“Nama Banjararum ini menjadi doa dan harapan, agar perangkat gamelan ini dapat menjadi sarana untuk mengharumkan nama Yogyakarta di Kalimantan Selatan, seiring sinergisitas antara kedua entitas tersebut. Semoga gamelan Banjararum dapat turut mewarnai kekayaan khasanah budaya bumi Kalimantan dan Nusantara,” kata Sri Paduka.
Sri Paduka menambahkan, saat ini eksistensi dan nilai filosofi gamelan telah diakui oleh dunia. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 15 Desember 2021 lalu. Sehingga sebagai masyarakat Indonesia, tanggungjawab melestarikan gamelan ini menjadi lebih besar dan harus terwujud.
Suparmi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalimantan Selatan mengatakan, dukungan hibah gamelan ini akan makin menghidupkan budaya Jawa di komunitas Kejogja. Selain itu dapat menguatkan rasa persaudaraan dan kebanggaan atas identitasnya.
Ia memberikan dukungan penuh atas sepak terjang komunitas Kejogja terutama dengan permainan gamelannya. Ia menilai, hal itu justru bisa mewarnai keragaman budaya di Kalimantan Selatan.
“Saya berpesan agar aset alat kesenian yang dihibahkan dapat dimanfaatkan dengan baik. jadikan sebagai sarana saudara untuk melestarikan kebudayaan Jawa. Sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan pengobat kerinduan dengan kampung halaman,” tutur Suparmi.
Kalimantan Selatan sendiri menurutnya, merupakan daerah yang terbuka dengan kedatangan suku manapun. Sedikitnya, ada 30 suku bangsa yang saat ini bermukim di Kalimantan Selatan. Jumlah ini belum mencakup sub-sub suku secara spesifik, seperti suku Jawa yang terbagi lagi menjadi kelompok suku yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan dari wilayah kabupaten tertentu di Pulau Jawa.
Sebagaimana penduduk Kalimantan Selatan asli, warga pendatang juga kerap mendukung dan berkontribusi terhadap pembangunan di Kalimantan Selatan. Ia berharap, kehidupan masyarakat bisa terus hidup berdampingan dalam suasana damai dan harmonis.
“Mari jaga kerukunan dan keharmonisan, saling menghargai dan tolong-menolong walaupun berbeda ras, suku, dan agama. Kalaupun terjadi konflik, maka jangan memandang unsur kesukuan yang melekat pada pelaku, melainkan semata-mata karena personal oknum yang bersangkutan,” ujar Suparmi.
Sementara itu, Ketua Kejogja, Suharyanta mengatakan, pihaknya telah mengajukan permintaan gamelan ini pada tahun 2020. Namun karena pandemi Covid – 19, maka permintaan tersebut belum dapat diproses.
Pertengahan 2022, ia mengaku dihubungi oleh Dinas Kebudayaan DIY dan dikabari akan mendapatkan hibah gamelan.
Hibah gamelan ini baginya adalah sesuatu yang luar biasa. Mengingat, Kejogja masih relatif muda, yaitu 7 tahun, tapi sudah mendapatkan amanah yang luar biasa dan istimewa. Hibah gamelan ini memang sudah menjadi impian Kejogja sejak dahulu.
Ia bersama para anggota paguyuban Kejogja sangat berterimakasih atas hibah tersebut kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DIY serta jajarannya. Pun terimakasih ia sampaikan pada Gubernur Kalimantan Selatan jajarannya atas kesempatan dan juga dukungan pada paguyuba Kejogja hingga bisa eksis dan menjalin keterhubungan antara paguyuban dengan pemerintah provinsi.
“Anggota terbesar kami ada di Kota Banjarbaru. Jadi anggota kempalan keluarga Jogja ini, 40% ada di Banjarbaru. Sehingga memang Banjarbaru layak menjadi tuan rumah penyerahan gamelan ini. Terima Kasih atas dukungan pemerintah dan masyarakat setempat pada kami,” ungkapnya.
Ia berharap, kehadiran gamelan Banjararum ini mampu mengobati rasa rindu pada kampung halaman. Ia juga berharap, meskipun jauh, namun tetap dapat nguri-uri kebudayaan DIY, tanpa mengesampingkan seni dan budaya di tanah Kalimantan Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Kisah Ilustrator, Dari Banguntapan, Gundala dan Gojira Menyala di GBK
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Korupsi Dana Bantuan Kesehatan, Eks Kepala Puskesmas di Purbalingga Dihukum 1 Tahun Penjara
- Perang Ukraina Vs Rusia, AS Bakal Hapus Utang Ukraina US$4,65 Miliar
- Ini Lima Nama Pimpinan KPK Periode 2024-2029 yang Ditetapkan DPR
- Resmi! Lima Anggota Dewas KPK Ditetapkan DPR, Ini Daftarnya
- Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
- Seniman Keluhkan Mahalnya Sewa Panggung Seni, Fadhli Zon Bilang Begini
- Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
Advertisement
Advertisement