Advertisement

Mubeng Tidar: Gerak Bersama Tangani Stunting Kota Magelang

Media Digital
Kamis, 20 Juli 2023 - 20:37 WIB
Maya Herawati
Mubeng Tidar: Gerak Bersama Tangani Stunting Kota Magelang Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang, dr. Muchammad Nur Aziz dan M. Mansyur berfoto bersama lintas sektor seusai penandatanganan kesepakatan penanganan stunting Kota Magelang, di Hotel Atria, Kamis (20/7/2023). ist - Pemkot Magelang

Advertisement

MAGELANG—Pemerintah Kota Magelang menggelar Rembug Stunting bersama semua organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menyatukan semua komponen dalam menangani masalah stunting di Kota Magelang.

Rembug Stunting yang dikoordinasi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Dan Keluarga Berencana (DP4KB), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), serta Dinas Kesehatan ini juga menghadirkan lintas sektor seperti Kepolisian Resor (Polres) Magelang Kota, Kantor Kementerian Agama, dan lainnya hingga Kecamatan dan Kelurahan.

Advertisement

“Dengan kita kumpul bareng, kita berbicara bareng, maka akan ada ide-ide untuk aksi bersama,” kata Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz, usai membuka Rembug Stunting Kota Magelang Tahun 2023 di Hotel Atria, Kamis (20/7/2023).

BACA JUGA: Pengemis Ini Punya Harta Nyaris Rp15 Miliar

Wali Kota yang akrab disapa Dokter Aziz ini mengatakan stunting di Kota Magelang penurunannya terbaik dibanding kota lain terbukti dengan diraihnya penghargaan Manggala Karya Kencana 2023 dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) beberapa waktu lalu. Karenanya, Dokter Aziz yakin jika penanganan dilakukan secara kompak maka penurunan stunting bisa lebih cepat.

Wali Kota menegaskan masalah stunting menjadi fokus perhatian Pemerintah Kota Magelang karena ini merupakan masalah gizi dan kecerdasan generasi yang akan datang. “Kalau stunting tidak diselesaikan, nasib generasi ke depan akan semakin menurun bukan semakin baik. Itu tugasnya Pemerintah Kota Magelang. Karena Pemerintah Kota Magelang tidak hanya memberikan bantuan tetapi harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Kepala Bappeda Kota Magelang, Handini Rahayu menyebutkan angka stunting Kota Magelang saat ini 8,34% berdasarkan penimbangan bersama serentak. Di Kota Magelang terdapat 31.882 KK, dari jumlah itu, sebanyak 11.296 KK berisiko stunting. Jumlah balita di Kota Magelang sebanyak 4.334 jiwa, dari jumlah itu, ada 32 balita yang tergolong sangat pendek dan 433 balita pendek.

“Ternyata kita masih memiliki angka-angka yang harus diperhatikan. Harus kita cegah dari awal, bukan hanya anak tapi keluarga sampai ibu, calon ibu sudah harus perhatikan, maka di sinilah kita harus bergerak menyelesaikan angka-angka tersebut,” katanya.

BACA JUGA: Pernikahan Anjing Jojo dan Luna, Disbud DIY: Kami Berupaya Tidak Akan Terulang

Menurut Handini, stunting tidak hanya tentang makanan dan ekonomi, jadi permasalahan ini juga dihadapkan pada perilaku masyarakat yang memengaruhi munculnya stunting sehingga penanganannya membutuhkan peran semua pihak.

Kepala DP4KB Kota Magelang, Nasrodin menuturkan upaya menurunkan angka stunting di Kota Magelang terus dilakukan. Penanganan ini dilakukan bersama semua komponen OPD, tidak hanya DP4KB dan Dinas Kesehatan. Ia mencontohkan Dinas Pertanian dilibatkan terkait penyediaan bahan pangan bergizi, kecamatan kelurahan dan kelurahan dilibatkan sebagai yang punya wilayah.

“Harapannya bisa terkoordinasi dari hulu ke hilir. Dari persiapan masih remaja belum menikah, pada waktu remaja SMP mulai diberikan tablet tambah darah setiap Jumat supaya tidak anemia. Kemudian Kemenag ada pembekalan calon pengantin, sesuai aturan calon pengantin harus berusia 19 tahun ke atas, di bawah usia itu organ panggul belum sempurna untuk seorang ibu,” tuturnya.

Selanjutnya, ibu hamil harus mendapatkan kecukupan gizi dan memeriksakan kesehatan minimal empat kali sebagai upaya mempersiapkan persalinan. Bayi yang lahir diberikan ASI ekslusif supaya protein tercukupi sehingga bayi memiliki daya tahan tubuh, jadi tidak mudah sakit.

“Setelah lahir, dilakukan pemberian makanan bayi yang sesuai dengan ketentuannya. Kemudian sanitasi keluarga cukup melalui DPUPR, yaitu kecukupan air bersih dan tidak diare. Harapannya, semua bisa tergerak bersama-sama, terkoordinasi sehingga mempunyai dampak yang riil kepada pengentasan anak-anak stunting,” katanya. (BC)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

24 Warisan Budaya Tak Benda di Gunungkidul Kantongi Hak Kekayaan Intelektual

Gunungkidul
| Jum'at, 17 Mei 2024, 15:57 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement