Advertisement
Rehabilitasi DAS Kawasan Wisata DSP, Puluhan Petani Menoreh Dilatih Pembenihan Alpukat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 64 petani di Kawasan Pegunungan Menoreh dilatih menanam pembenihan Alpukat, Senin (3/7/2023). Kegiatan itu merupakan bagian dari rehabilitas daerah aliran sungai (DAS) untuk menjaga kelestarian lingkungan di kawasan wisata yang masuk dalam destinasi super prioritas (DSP).
Adapun pelaksananya adalah PT Bharinto Ekatama (BEK), anak usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM) selaku pemegang izin Persetujuan Pemakaian Kawasan Hutan (PPKH) yang menerima mandat merehabilitasi DAS di kawasan destinasi super prioritas (DSP) Borobudur, Bukit Menoreh oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Advertisement
BACA JUGA : Kulonprogo Bercita-cita Punya Destinasi Wisata Super Prioritas
Para petani dilatih pengembangan tanaman alpukat, mulai dari pengembangan bibit unggul hingga perawatan tanaman hingga pascapanen. Selain pemberian materi, para peserta juga praktik langsung.
“Upaya rehabilitasi DAS di kawasan perbukitan menoreh telah dimulai sejak November 2021 dengan pendekatan agroforestri. Jenis pohon yang ditanam pada area tersebut antara lain Alpukat, Kelengkeng, Durian, Mangga, Beringin hingga Aren. Hingga saat ini progres rehabilitasi DAS di wilayah ini mencapai penanaman awal [P.0] 100% dan pemeliharaan tahun pertama [P.1] 90 persen,” kata Direktur Keberlanjutan dan Manajemen Risiko ITM Ignatius Wurwanto.
Adapun konsep agroforestry atau wanatani dalam rehabilitasi DAS Menoreh dan Borobudur menggunakan pendekatan tanaman budidaya dikembangkan berdampingan dengan tanaman lain. Oleh karena itu keragaman tanaman di dalam hutan atau tegalan masih tetap terjaga.
“Kearifan lokal yang tertuang dalam konsep menanam jenis buah dan umbi yang dikenal sebagai pala gumantung, pala kapendem dan pala kasimpar ini yang mengilhami kami dalam pengembangan program,” ujarnya.
Program rehabilitasi DAS dilakukan di lahan seluas 250 hektare yang tersebar di delapan kecamatan di Kulonprogo dan Magelang. Para petani yang ikut berasal dari 32 kelompok tani hutan (KTH). Melalui rehabilitasi DAS di wilayah destinasi super prioritas, perusahaan swasta ikut andil dalam mendukung program strategis pemerintah. Terutama memperkuat keberadaan destinasi wisata favorit dan meningkatkan taraf ekonomi kelompok petani setempat.
Melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan KTH, muaranya bisa mendukung pemberdayaan masyarakat dan juga memberikan sumbangan pada tujuan pembangunan berkelanjutan.
BACA JUGA : 101 Isu Destinasi Wisata Super Prioritas Belum Tuntas
“Hingga awal kuartal pertama 2023 ini kami telah menyerahterimakan lahan rehabilitasi DAS seluas 23.700 hektare melalui Kementerian LHK. Kami menapakkan langkah menjadi perusahaan yang semakin hijau, menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan bertanggung jawab maupun pengembangan portfolio energi terbarukan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia, Klub Suap Wasit hingga Rp1 Miliar
- Sederet Artis yang Raup Cuan dari TikTok Shop
- Ini Modus Tersangka Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia
- TikTok Dilarang Jualan, 6 Juta Penjual dan 7 Juta Kreator Bisa Gulung Tikar
- Ingat! BPJS Kesehatan Tidak Menanggung Biaya Berobat 21 Kondisi Penyakit
Advertisement
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Kebakaran Bromo Diambil Alih Polda Jawa Timur
- Virus Nipah Mengancam, Kemenkes Keluarkan Peringatan Kewaspadaan
- Kaesang Ketua Umum Partai Termuda, Megawati Tertua
- Harga Tiket Kereta Cepat Bandung-Jakarta Mulai dari Rp250.000 hingga Rp350.000
- Harga Beras di Indonesia Lebih Mahal dari Vietnam & Filipina, Ini Penyebabnya
- Cak Imin Sebut Food Estate Era Jokowi Gagal, Usul Manajemen Bisnis Rakasasa
- Ketum PSI Kaesang Pangarep Diusulkan Jadi Cabup Boyolali 2024
Advertisement
Advertisement