Advertisement

Khidmat, Ribuan Umat Buddha Ikuti Ritual Waisak di Candi Sewu Klaten

Taufiq Sidik Prakoso
Minggu, 04 Juni 2023 - 13:27 WIB
Jumali
Khidmat, Ribuan Umat Buddha Ikuti Ritual Waisak di Candi Sewu Klaten Ritual Waisak di pelataran Candi Sewu, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (4/6/2023) - Solopos/Taufiq Sidik Prakoso \\r\\n\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, KLATEN—Ribuan umat Buddha memadati pelataran Candi Sewu, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah untuk mengikuti ritual Waisak, Minggu (4/6/2023).

BACA JUGA: Perayaan Waisak di Jogja Digelar Sederhana

Advertisement

Umat yang berdatangan berasal dari berbagai wilayah terutama Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Prosesi diawali dengan penyakralan altar dilanjutkan prosesi persembahan sarana puja dengan berjalan kaki dari Candi Lumbung menuju pelataran Candi Sewu sejauh 500 meter. Iring-iringan diikuti drumben, pembawa bendera Merah Putih, bendera Buddhis.

Kemudian pembawa obor api alam, pembawa sarana puja yakni pembawa amisa puja berupa lilin, air, bunga, buah, manisan, pembawa payung, gunungan tumpeng, gunungan hasil bumi, serta anggota Sangha.

Seusai prosesi sarana puja, umat Buddha mengikuti pradaksina mengelilingi Candi Sewu sebanyak satu kali yang dipimpin anggota Sangha. Setelah itu, mereka mengikuti ritual lainnya dengan puja bakti dan meditasi menyambut detik-detik Waisak di Candi Sewu, Klaten.

Panitia Waisak Candi Sewu, Daddy Padamsa, mengatakan ada sekitar 3.000 umat yang ikut Waisak dan datang dari berbagai wilayah terutama Jateng dan DIY.

“Selain itu ada dari Pekanbaru, Lampung, serta Jawa Barat terutama Bogor,” jelas Daddy saat ditemui Solopos.com-Jaringan Harianjogja.com di sela kegiatan.

Daddy mengatakan pada pradaksina tahun ini, umat hanya satu kali mengeliling Candi Sewu dari biasanya tiga kali. Hal itu dilakukan lantaran mempertimbangkan waktu serta kondisi cuaca yang panas. Daddy menjelaskan tema Waisak tahun ini yakni Harmonis Masyarakatnya Damai Negaranya.

“Harapan kami bahwa kalau bisa hidup harmonis otomatis negara itu damai. Untuk menjadi harmonis otomatis dimulai dari komunitas terkecil dari keluarga maupun agama. Kalau bisa terbentuk sinergi yang harmonis niscaya bangsa akan damai,” kata Daddy.

Tema itu penting untuk diangkat tahun ini apalagi pada 2024 akan ada Pemilu yang riskan terjadi benturan kepentingan. “Harapan kami ke depan di tahun yang sangat riskan terjadi benturan kepentingan, harapan kami semua bisa dalam harmonis dan negara damai,” ungkap dia.

Salah satu penganut Buddha dari Jogja, Fuji, 31, mengaku datang berombongan menumpang satu bus. Baru tahun ini Fuji mengikuti Waisak di Candi Sewu, Klaten. “Biasanya di vihara. Jelas ini lebih ramai dan meriah. Apalagi tahun lalu masih ada pembatasan, tidak semua umat bisa ke sini,” kata Fuji.

Fuji juga berharap kedamaian bisa terus terjaga. Dia juga berharap ke depan Umat Buddha bisa lebih mudah melaksanakan ibadah ke candi. “Candi-candi besar untuk perizinan ibadah besar dimudahkan. Untuk candi-candi yang kecil masih cukup susah. Harapannya karena sebagai tempat ibadah, kalau bisa lebih dimudahkan,” kata Fuji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Lebaran Berlalu, Masih Ada Perusahaan di Sleman Belum Bayar THR

Sleman
| Kamis, 18 April 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement