Advertisement
Sistem Perkeretaapian Indonesia Bakal Diperbaiki Menggandeng Jepang
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal menggandeng Jepang untuk meningkatkan sistem perkeretaapian nasional, dengan cara menyusun peta biru di Pulau Jawa dan Sumatra.
Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir Indonesia diundang untuk menghadiri G7 di Hiroshima, Jepang pada Juni 2023 mendatang.
Advertisement
Erick sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Jepang dengan menyusun peta biru perkeretaapian di Pulau Jawa dan Sumatra.
"Kalau kita [Indonesia] ingin menekan penggunaan kendaraan pribadi, kereta api salah satu solusi paling tepat. Oleh karena itu, saya optimistis kalau kita bisa tingkatkan hubungan dengan Jepang yang dikatakan terbaik soal kereta, ini akan jadi solusi dalam menekan kendaraan pribadi," kata Erick, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Harianjogja.com, Rabu (19/4/2023).
Erick mengatakan kereta api menjadi salah satu solusi dalam menekan penggunaan kendaraan pribadi untuk masa mudik Lebaran. Sejak awal, Erick meminta PT Kereta Api (Persero) atau KAI meningkatkan frekuensi perjalanan dan kapasitas penumpang pada masa mudik Lebaran 2023. Karena itulah sistem perkeretaapian Indonesia perlu diperbaiki.
"Kami ingin mengantisipasi peningkatan mudik yang diprediksi naik sampai 40 juta. Sejak awal saya diskusi Pak Didiek [Dirut KAI] bagaimana kereta jadi solusi mengurangi beban kendaraan pribadi atau bus. Karena hitungan Kakorlantas dan Kapolri untuk tol itu angkanya sudah 0,6; artinya sangat padat," ujar Erick saat meninjau Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (18/4/2023).
Terobosan
Erick mengapresiasi langkah antisipatif KAI yang melakukan sejumlah terobosan pada arus mudik 2023. Antara lain, dengan menambahkan frekuensi perjalanan menjadi 53 tujuan per hari, penjualan tiket kereta mudik sejak jauh-jauh hari, pemberian diskon kereta, hingga penyediaan takjil untuk para pemudik. Hal ini dilakukan untuk terus meningkatkan sistem perkeretaapian Indonesia.
BACA JUGA: Pemudik Naik Kereta Api Tetap Wajib Pakai Masker
"Kalau kita tidak melakukan intervensi, takutnya dengan peningkatan penumpang sampai 40 juta tahun ini, akan ada stagnasi di jalan. Itu sebabnya saya ingin pastikan ini menjadi sebuah solusi di awal," katanya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Usulan Formasi PPPK-CPNS 2024 Disetujui Pusat, Pemkab Bantul: Kami Tunggu Kepastian Alokasinya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
- Pemulangan Enam Jenazah ABK WNI dari Jepang Dilakukan Bertahap
- Tiga Hari Hilang, 6 Orang Korban Ambruknya Jembatan Baltimore Belum Ditemukan
- Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- UU DKJ Disahkan, Sebentar Lagi Jakarta Bakal Melepas Status Ibu Kota
Advertisement
Advertisement