Advertisement

Lebaran 2023 Tanggal Berapa? Muhammadiyah dan NU Diperkirakan Berbeda

Ni Luh Anggela
Selasa, 28 Maret 2023 - 09:27 WIB
Sunartono
Lebaran 2023 Tanggal Berapa? Muhammadiyah dan NU Diperkirakan Berbeda Pedagang membuat kulit ketupat di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (11/5/2021). Menjelang hari Idulfitri, marak pedagang kulit ketupat musiman menggelar dagangannya di pasar-pasar hingga ke tepi jalan. Harganya Rp10.000-Rp15.000 per 10 unit. - Bisnis/Himawan L Nugraha

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Hari Raya Lebaran Idulfitri 1444H/2023 M diperkirakan akan berlangsung di tanggal yang berbeda bagi Muhammadiyah, NU, dan pemerintah. 

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, perbedaan Idulfitri tersebut bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, melainkan karena perbedaan kriteria. 

Advertisement

Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama itu menuturkan, pada 20 April 2023, akan terjadi gerhana matahari di Indonesia. Gerhana matahari tersebut bisa dianggap sebagai ijtimak atau konjungsi yang teramati. Namun, itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru hijriyah. 

BACA JUGA : DIY Kerahkan Tim Reaksi Cepat untuk Antisipasi Bencana saat Mudik Lebaran 2023

Pasalnya secara hukum, dasar penetapan bulan baru hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib. “Nah, posisi bulan pada saat maghrib 20 April yang masih rendah di ufuk barat menjadi sebab perbedaan karena kriterianya berbeda,” kata Thomas Djamaluddin, dikutip Minggu (26/3/2023).

Perlu diketahui, terdapat dua kriteria yang digunakan untuk menentukan posisi bulan ketika memasuki bulan baru hijriyah. 

Kriteria pertama yaitu wujudul hilal di mana bulan lebih lambat terbenam daripada matahari, dan kedua, kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang mana posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Menurut kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah ialah pada saat magrib bulan telah di atas ufuk. Atas dasar itulah, Muhammadiyah kemungkinan mengumumkan Idulfitri jatuh pada 21 April 2023.

Adapun, untuk NU, Persis dan pemerintah, penetapan 1 Syawal dilakukan berdasaran kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal MABIMS, yaitu jika wilayah yang pada saat maghrib posisi bulan telah memenuhi kriteria baru MABIMS yaitu tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

BACA JUGA : Cuti Bersama Lebaran 2023 Ditambah, Buruh: Perlu Dikaji

Artinya, kata dia, menurut kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal MABIMS, tidak mungkin terlihat hilal. Untuk itu, awal Syawal atau Idulfitri pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah ditetapkan pada hari berikutnya, yakni 22 April 2023. 

Kendati demikian, kepastian jatuhnya 1 Syawal 1444H atau Ramadan 2023 akan diumumkan setelah sidang itsbat pada 29 Ramadan atau 20 April 2023. “Kepastiannya kita tunggu pengumuman Pemerintah setelah sidang itsbat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

KASUS PENGGELAPAN: Nasabah PT Adira Dinamika Multifinance Jogja Divonis 2,5 Tahun

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement