Advertisement

Dampak Erupsi, Warga Lereng Merapi Mulai Terserang Batuk dan ISPA

Newswire
Jum'at, 17 Maret 2023 - 14:27 WIB
Bhekti Suryani
Dampak Erupsi, Warga Lereng Merapi Mulai Terserang Batuk dan ISPA Pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas, Rabu (15/3/2023) - Ist BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, BOYOLALI —Erupsi Gunung Merapi mulai berdampak pada kesehatan warga. Warga di lereng Merapi Boyolali yang terdampak sebaran hujan abu vulkanik erupsi gunung berapi tersebut Sabtu-Minggu (11-12/3/2023) lalu mulai terserang batuk-batuk. Keluhan batuk didominasi para orang dewasa.

Kasi Kesra Desa Klakah, Selo, Boyolali, Sutar, mengungkapkan abu vulkanik telah mempengaruhi kesehatan warga desanya. Ada yang batuk, pilek, hingga infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Advertisement

“Setelah dari Polres mengadakan pengobatan gratis di desa kami, warga berbondong-bondong datang, keluhan penyakitnya batuk dan pilek, ISPA,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui Solopos.com-jaringan Harianjogja.com di Pos Pantau Jrakah, Kamis (17/3/2023).

Ia mengungkapkan ada 20-30 warga yang berobat di pos kesehatan desa di Balai Desa Klakah. Sutar menyatakan rata-rata usia warga yang mengalami sakit batuk dan pilek akibat hujan abu erupsi Merapi di wilayah Klakah, Boyolali, lebih dari 40 tahun.

“Ada juga warga yang masih di rumah, diberi jamu atau berobat sendiri ke dokter. Untuk anak-anak masih aman karena mereka tidak beraktivitas di luar sebanyak orang tua. Kalau orang tua dampak abu mempengaruhi sekali untuk kesehatan,” kata dia.

Selain dampak abu di bidang kesehatan, dampak abu vulkanik di desanya juga membuat panen gagal total. Ia mengungkapkan tanaman tomat yang telah matang merah menjadi kisut dan layu, membuat petani terancam rugi.

Selain itu, ia juga menceritakan para peternak kesulitan mencari pakan ternak yang layak. Akan tetapi, Sutar mengungkapkan bantuan pakan ternak telah berdatangan dari berbagai pihak termasuk Polres Boyolali.

“Dari Polres sendiri sudah membantu pakan ternak baik rumput dan konsentrat, bahan-bahan makanan, pengobatan gratis, terapi healing, dan lain-lain. Terima kasih karena semua telah diberikan ke warga kami,” kata dia.

Waspada Iritasi Mata

Diwawancarai terpisah, Kades Tlogolele, Sungadi, mengatakan laporan terkait gangguan kesehatan warga belum ada. Akan tetapi, di lapangan ia menemukan banyak warga yang mengeluhkan batuk-batuk. Sungadi tak menyebut jumlah pastinya karena ia tak memegang data.

“Termasuk saya sendiri juga batuk-batuk setelah erupsi ini, sama tenggorokan kering. Mudah-mudahan bukan gejala ISPA, dan bukan dari abu, semoga batuk biasa. Semoga juga cepat hujan, sudah hampir seminggu [sepekan] enggak hujan,” kata dia.

Selain batuk, ia juga mengatakan ada keluhan meriang dari warga lereng Merapi wilayah Klakah, Boyolali, yang diduga karena cuaca panas setelah erupsi. Lebih lanjut, ia mengungkapkan belum ada keluhan iritasi mata dari warga Tlogolele.

“Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan selalu standby di pos kesehatan kami,” terangnya. Sementara itu, petugas kesehatan dari Klinik Bhayangkara Polres Boyolali, dr Grady, mengungkapkan saat pembukaan posko kesehatan di Pos Pantau Jrakah, Kamis, ada 20-30 warga yang datang untuk berobat.

Dari jumlah tersebut, ia menyebutkan ada 3-5 warga yang mengeluhkan batuk-batuk. “Sementara keluhan rata-rata masih pegel linu biasa, mungkin karena pekerjaan sehari-hari. Untuk batuk memang mulai ada, tapi tidak banyak,” terangnya.

Selanjutnya, bagi warga yang mengeluhkan sakit diberikan obat. Misalnya batuk, selain diberi obat juga dipantau perkembangannya. Jika batuk lebih parah, warga akan direkomendasikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ia mengatakan dari beberapa orang yang memeriksakan diri mengalami batuk tak semuanya sakit karena dampak erupsi Merapi. Ada juga beberapa warga yang sudah sakit sebelum erupsi.

BACA JUGA: Tol Jogja Bawen Terdiri dari Enam Seksi dan Dibangun Simultan

“Biasanya dari debu bisa, karena debu erupsi sifatnya lebih mengganggu atau lebih iritatif. Jadi lebih bermasalah ke pernapasan, otomatis bisa menyebabkan batuk dan pilek. Kalau yang terburuk bisa pneumonia infeksi paru, tapi sementara belum ada indikasi ke situ,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pembangunan ITF Bawuran Capai 40 Persen, Pemkab Optimis Rampung Mei 2024

Bantul
| Kamis, 25 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement