Awan Topi Muncul Setelah Erupsi Gunung Merapi, Disalahpahami sebagai Tanda Bencana
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Awan lentikular atau awan topi terlihat di Klaten, Jawa Tengah, pada Minggu (12/3/2023) sore dan viral di media sosial setelah erupsi Gunung Merapi. Banyak yang salah paham dan mengaitkannya sebagai pertanda bencana.
Awan berbentuk topi tersebut muncul setelah Gunung Merapi mengalami erupsi pada Sabtu (11/3/2023) siang.
Advertisement
Foto awan itu diunggah salah satunya di akun Instagram @infocegatanklaten pada Minggu malam. Ada lima foto yang menampakkan awan dengan bentuk menyerupai topi berwarna kuning keemasan tersebut.
“Fenomena awan unik sore mau neng sisi #merapi … ono seng weruh mas mbak ?” tulis pengelola akun @infocegatanklaten.
Pakar iklim dan lingkungan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani, mengatakan awan lentikuris merupakan fenomena biasa yang sering muncul atau terbentuk di daerah pegunungan maupun perbukitan.
BACA JUGA: Apakah Panas Terik di Jogja Terkait dengan Erupsi Merapi? Ini Penjelasan BMKG
Awan ini biasanya terbentuk dipengaruhi oleh faktor orografis atau elevasi. Hal inilah yang membuat lentikularis kerap muncul di pegunungan maupun perbukitan.
“Di lihat dari permukaan, awan terlihat tidak bergerak saat udara mengalir dan lapisan pembentuk awan terlalu kering sehingga lenticular akan terbentuk satu di atas yang lain. Bahkan, terkadang hal ini meluas ke lapisan stratosfer dan terlihat seperti UFO,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya di laman resmi UGM yang dikutip pada Senin (13/3/2023).
Awan lentikularis ini biasanya menimbulkan hujan dengan intensitas sedang. “Hujan, tetapi intensitas tidak tinggi karena pada dasarnya uap air sudah jatuh sebagai hujan di sisi windward,” ujar dia.
BACA JUGA: Fenomena Tak Lazim, Embun Es Sudah Muncul di Dieng pada Bulan Maret
Dia menegaskan awan lentikularis ini tidak ada kaitannya dengan tanda-tanda bencana, tetapi berbahaya untuk penerbangan karena bisa mengakibatkan turbulensi.
Fenomena unik ini juga pernah terjadi di lereng Gunung Lawu pada 2020 silam. Awan berbentuk topi di lereng Lawu tersebut juga sempat menuai perhatian publik karena juga dianggap sebagai tanda bahaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
- BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
- Belasan Provinsi Rawan Pilkada Dipantau Komnas HAM
- Menteri Satryo Minta Kemenkeu Kucurkan Dana Hibah untuk Dosen Swasta
- Menpar: Kunjungan Wisatawan ke Bali Belum Merata
- Bawaslu Minta Seluruh Paslon Fokus Menyampaikan Program saat Kampanye Akbar
- Vonis terhadap Presiden Terpilih AS Donald Trump dalam Kasus Uang Tutup Mulut Kembali Ditunda
Advertisement
Advertisement