Advertisement
Sekolah Dihujani Abu Merapi, Siswa SDN 2 Tlogolele Boyolali Tetap Masuk
![Sekolah Dihujani Abu Merapi, Siswa SDN 2 Tlogolele Boyolali Tetap Masuk](https://img.harianjogja.com/posts/2023/03/13/1128959/tlogolele.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah terdekat dengan Gunung Merapi, SDN 2 Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, tetap berjalan kendati sekolah itu masih penuh abu vulkanik sisa erupsi Gunung Merapi, Senin (13/3/2023).
BACA JUGA: Abu Merapi Tidak Turun di Jogja
Advertisement
Seperti diketahui, Merapi memuntahkan awan panas dan abu vulkanik sejak Sabtu (11/3/2023) yang mengakibatkan kawasan Tlogolele yang berada di lereng gunung itu terkena hujan abu. Meski aktivitas Merapi berangsur menurun, sisa abu vulkanik masih tampak di halaman sekolah yang hanya berjarak sekitar 4,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi tersebut, Senin.
Abu vulkanik masih tersisa di genting gedung dan halaman sekolah. Debu-debu juga masih terlihat berterbangan di sekitarnya. Aktivitas belajar mengajar di sekolah dilaksanakan untuk kelas III, IV, dan V.
Kemudian untuk siswa kelas VI melaksanakan try out ujian tingkat kabupaten di sekolah. Sedangkan kelas I dan II melaksanakan KBM di rumah. Wali Kelas VI SDN 2 Tlogolele, Rajiv Nasr Sidiq, mengungkapkan sekitar 77 siswa masuk sekolah untuk KBM dan try out.
“Untuk kelas I memang kami persilakan belajar di rumah karena yang pertama ruangannya dipakai. Kedua, faktor keamanan, mereka masih sulit untuk dikasih tahu,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com-Jaringan Harianjogja.com, di SDN 2 Tlogolele, Senin (13/3/2023).
Rajiv mengungkapkan hujan abu vulkanik Merapi di Tlogolele, Selo, Boyolali, terakhir pada Minggu (12/3/2023). Pada Senin, abu vulkanik yang tersisa masih ada dengan ketebalan sekitar 0,5 sentimeter (cm).
Walaupun aktivitas KBM normal, Rajiv mengungkapkan abu-abu vulkanik yang tersisa tetap mengganggu para siswa dan guru. Ssiswa diwajibkan memakai masker. Sekolah juga menyediakan masker bagi siswa yang tidak membawa dari rumah. “Masker kami juga dapat dari pemerintah, jadi kami bagikan ke masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan siswa tidak diperkenankan bermain di luar kelas karena masih banyak abu di halaman sekolah. “Rencananya juga misal biasanya pulang pukul 12.00 WIB siang, hari ini kemungkinan pulang lebih awal,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu siswa Kelas IV SDN 2 Tlogolele, Selo, Boyolali, Dimas Agung Nugroho, mengungkapkan saat tidak ada hujan abu Merapi, ia biasanya berangkat sendiri ke sekolah. Namun, pada hari pertama sekolah setelah hujan abu ia diantar dan jemput orang tuanya.
“Saya enggak takut sekolah, karena sudah pakai masker. Jadi sekolah seperti biasa, ini tidak mengganggu,” ujarnya. Ia mengungkapkan ini adalah kali ketiga ia merasakan hujan abu namun kali ini abunya paling tebal.
Walaupun begitu, orang tuanya tetap memberitahunya bahwa keadaan aman sehingga dia tidak takut. “Di rumah juga pakai masker untuk keamanan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182727/ka-yia-xpress.jpg)
Jadwal Kereta Bandara YIA Berikut Cara Membeli Tiketnya, Sabtu 27 Juli, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja,
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement