Advertisement
Pisang Goreng Indonesia Jadi Camilan Terenak di Dunia, Kalahkan Argentina & Jerman

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebuah situs ensiklopedia yang fokus dengan olahan makanan di dunia, Tasteatlas menobatkan salah satu makanan asal Indonesia yaitu pisang sebagai hidangan penutup terenak di dunia.
Pisang Goreng asal Indonesia bertengger di urutan pertama di atas makanan tradisional asal Jerman, Quarballchen dan Pastelitos Criollos asal Argentina. Pisang goreng berada di peringkat pertama dengan skor 6.40, Quarballchen skor 4.50 dan Pastelitos Criollos 4.50.
Advertisement
“Bukan pilihan yang paling sehat, tetapi sangat populer di hampir setiap masakan dan budaya. Makanan penutup goreng terbaik,” tulis di akun Instagram @tasteatlas sembari menautkan link 50 hidangan penutupn terbaik di dunia.
BACA JUGA : Pisang Comel, Jajanan Unik di Jogja Berupa Pisang Goreng
Situs tasteatlas.com juga memberikan penjelasan bahwa pisang goreng atau pisang raja merupakan jajanan sehari-hari yang umum disantap di seluruh Indonesia. Bentuknya dalam berbagai versi di mana buahnya hanya digoreng dengan minyak, tetapi potongan pisang yang lebih sering diiris dilapisi adonan sebelum digoreng sampai berwarna keemas an.
“Selain banyak jenis lainnya, pisang goreng juga muncul dengan nama yang berbeda seperti godoh biu di Bali atau gedhang gorèng di Jawa. Mereka secara tradisional dijual di warung pinggir jalan dan gerobak dan termasuk dalam kelompok hidangan gorengan, makanan ringan gorengan Indonesia,” tulis situs tersebut.
Adapun Quarkbällchen yang berbentuk bola merupakan camilan tradisional Jerman yang biasanya dibuat dengan menggabungkan quark, tepung, telur, gula, gula vanila, dan baking powder. Susu, mentega cair, kayu manis, kulit lemon, dan tepung jagung atau kentang juga terkadang ditambahkan ke dalam kombinasi.
Campuran quark dibentuk menjadi bola-bola kecil yang digoreng hingga berwarna cokelat keemasan di bagian luar dan lembut serta mengembang di bagian dalam. Setelah selesai, bola goreng biasanya dilapisi gula bubuk atau gula pasir atau campuran gula kayu manis.
BACA JUGA : Resep Pancake Pisang Teflon, Camilan Praktis untuk Keluarga
“Diperkirakan berasal dari Bavaria, suguhan manis ini umumnya dinikmati sebagai camilan sore bersama secangkir teh atau kopi,” tulis situs tasteatlas.com.
Sedangkan pastelios merupakan kue-kue Argentina yang renyah biasanya berbentuk bintang, sedangkan bagian tengahnya diisi dengan quince atau pengawet ubi jalar. Biasanya digoreng dan kemudian ditaburi dengan glasir gula. Pastelitos secara tradisional dinikmati pada 25 Mei, hari memperingati Revolusi Mei dan pembentukan pemerintah Argentina pertama yang merdeka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ke Makassar dan Palopo, Anies-Muhaimin Disambut Jadwal Padat Ketemu Relawan
- Puluhan ODHA Klaten Dapat Bantuan Mulai Usaha Angkringan hingga Ternak Bebek
- Marak Live Shopping Artis Rugikan Pedagang Kecil, Ini Saran Ekonom & UMKM Solo
- Obat Kuat Tidak Berhubungan dengan Risiko Kanker Prostat, Ini Penjelasannya
Berita Pilihan
- Komisaris Pertamina Baru, Bambang Suswantono Miliki Harta Rp10,9 Miliar
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Cerita Soebronto Laras dan Kecintaannya pada Otomotif
- Soebronto Laras Meninggal Dunia, Ini Sepak Terjang Tokoh Otomotif Nasional
- Nasabah Diteror DC AdaKami hingga Bunuh Diri, Berikut Sikap OJK
Advertisement

Libur Akhir Pekan di Jogja: Konser Musik dan 51 Pedagang Angkringan Ramaikan Ngangkring Art Fest
Advertisement

Sedih, Pemulihan Pariwisata Internasional Sampai 2024 atau Lebih
Advertisement
Berita Populer
- Setelah Terbakar, Pemulihan Ekosistem Gunung Bromo Butuh Waktu 5 Tahun
- Belajar Cegah Hoaks, Puluhan Orang Ikuti Program Tular Nalar di DIY
- OJK Dorong Pelindungan Konsumen Pinjol agar Diperkuat
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Ke IKN, Jokowi Lakukan Groundbreaking RS Abdi Waluyo
- Kaesang Dikabarkan Gabung PSI, PDIP: Ojo Kesusu, Pelajari Dulu AD/ART
- PPP Ingin Mengulang Sejarah Hamzah Haz Sebagai Wapres Lewat Sandiaga Uno
Advertisement
Advertisement