Advertisement

Promo November

12 Negara Gelar Pertemuan di Jogja, Bahas Peta Kelautan Modern

Sunartono
Senin, 13 Februari 2023 - 12:47 WIB
Sunartono
12 Negara Gelar Pertemuan di Jogja, Bahas Peta Kelautan Modern Delegasi NIOHC ke-22 berfoto bersama di sela-sela pembukaan di di Hotel Royal Ambarrukmo, Jogja. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—TNI Angkatan Laut (TNI AL) melalui Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) menggelar pertemuan International North Indian Ocean Hydrographic Commission (NIOHC) ke-22 bertempat di Hotel Royal Ambarrukmo, Jogja. Pertemuan berlangsung sejak 13-15 Februari 2023 itu menghadirkan 12 negara yang membahas terkait pemetaan jalur laut dengan berbasis teknologi.

Di luar negara anggota NIOHC seperti Bangladesh, India, Oman, Australia, Pakistan, Saudi Arabia, Thailand dan Inggris, ada empat negara lain selaku observator yang juga hadir di antaranya Amerika Serikat dan Rusia. NIOHC atau Komisi Hidrografi Samudra Hindia Utara merupakan bagian dari International Hydrographic Organization (IHO). IHO merupakan Organisasi Hidrografi Internasional terbentuk yang sejak 1921.

Advertisement

BACA JUGA : Dukung Ketahanan Pangan, Lanal Jogja Panen Sayur

“Amerika Serikat hadir secara langsung dan ada yang online. Ini sebuah pertemuan teknikal ya, jadi tidak usah heran ketika Rusia, Amerika Serikat dan Inggris hadir dan bertemu [semeja]. Prinsipnya pertemuan ini akan membuat agar laut menjadi enak, aman dan nyaman untuk dilewati, dilayari,” kata Komandan Pushidrosal selaku Chair NIOHC Laksamana Madya TNI Nurhidayat.

Ia menambahkan salah satu yang membuat agar jalur laut aman untuk dilewati adalah keberadaan peta. Karena dengan pet aitu pelaut mendapatkan gambaran rute yang akan dilalui. Harapannya lewat pertemuan itu dapat melakukan pemetaan yang lebih modern yang sejalan dengan era kekinian berbasis digital. Keberadaan peta berbasis elektronik ini tentu sangat dibutuhkan bagi Indonesia yang memiliki setidaknya 17.540 pulau. Jangan sampai peta laut Indonesia tidak standar dan susah dipahami pelaut dunia.

Perubahan menuju peta modern ini bisa dikemas dengan konten menarik. Misalnya setiap peta elektronik dapat menampilkan tidak hanya potensi gelombang laut, namun juga kondisi bawah laut yang dilalui. “Sehingga Ketika berlayar, pelaut mengetahui apa yang ada di bawahnya bahkan di samping kiri dan kanan area laut tersebut sampai pada data metrologinya. Sehingga perlu ada standarisasi,” katanya.

BACA JUGA : Pesawat Patroli Angkatan Laut Jerman Nyaris Jadi Target Jet 

Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini diwakili oleh Asopssurta Danpushidrosal Laksamana Pertama TNI Dyan Primana Sobaruddin, Aspamkersamtas Danpushidrosal Kolonel Laut (E) Renny Lilik Asmoro, serta Kadispeta Pushidrosal Kolonel Laut (P) Agus Sutrianto.

Adapun agenda dan kegiatan pertemuan ini diantaranya penyampaian National Report oleh Negara Anggota NIOHC (Member dan Associate Member). National Report ini untuk menyampaikan informasi perkembangan yang telah dicapai oleh Lembaga Hidrografi setiap negara. Informasi yang disampaikan negara peserta diantaranya penyelenggaraan kemampuan survei hidrografi, kegiatan capacity building maupun kontribusi lembaga hidrografi pada bidang ruang lingkup secara nasional maupun regional seperti Search and Rescue (SAR) dan tanggap bencana alam.

“Selain itu terkait dengan pengembangan blue economy, keterlibatan Hidro-Oseanografi juga mencakup pengembangan industri perkapalan, peningkatan bisnis pariwisata dan penyebaran konservasi hutan mangrove untuk mengurangi dampak dari tsunami,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemerintah Naikkan PPN Jadi 12%, PHRI Bantul Minta Pemerintah Kaji Ulang

Bantul
| Senin, 25 November 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement