Advertisement
Sultan Ground Tekena Tol Jogja Kemungkinan Disewakan, Ini Alasan Pusat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA– Lahan Sultan Ground (SG) yang terkena proyek tol Jogja YIA maupun Jogja Bawen kemungkinan akan dikelola dengan sistem sewa. Pemerintah Pusat menyatakan, status keistimewaan DIY menjadi alasan, sistem sewa diberlakukan untuk Sultan Ground, tidak seperti tanah non SG yang harusnya menjadi aset pemerintah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berjanji akan mengkaji permintaan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menginginkan status sewa lahan untuk proyek pembangunan jalan tol Jogja YIA maupun Jogja Bawen.
Advertisement
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, mengatakan melihat status keistimewaan DIY, aturan-aturan tersebut mungkin saja diterapkan melalui pembahasan yang lebih detail.
Dia mengatakan skema tersebut hanya mungkin dilakukan di DIY. Pasalnya, untuk daerah lain, Undang-Undang telah mengatur bahwa seluruh aset yang dibangun akan menjadi milik negara.
"Nanti kita lihat produk hukumnya seperti apa dengan memperhatikan keistimewaan Yogyakarta," kata Hedy di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Sebelumnya, Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, memutuskan tak melepas tanah kasultanan atau sultan ground (SG) dan tanah desa untuk pembangunan sejumlah ruas tol di wilayah DIY.
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, menilai kebijakan Ngarsa Dalem tidak melepaskan kepemilikan sultan ground dan tanah desa untuk proyek nasional jalan tol sudah tepat.
BACA JUGA: Jalan Rusak Akibat Proyek Tol Jogja, Begini Solusi dari Pemkab Sleman
"Kami mendukung sepenuhnya karena tidak menganggu pelaksanaan proyek nasional. Jalan tol tetap akan bisa dibangun di atas SG maupun tanah desa, hanya statusnya saja tidak kepemilikan tetapi sewa menyewa,” ujarnya.
Dia menilai sangat aman bagi pemerintah pusat menggunakan SG maupun TKD untuk jalan tol meskipun tidak dengan memiliki secara langsung. Pasalnya, sultan ground dan tanah desa sudah diatur dengan undang-undang keistimewaan DIY dan juga Perdais No.1 tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten.
"Dalam Perda tersebut sultan ground bisa dimanfaatkan untuk tiga kepentingan, yaitu untuk pengembangan kebudayaan, sosial dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, pemanfaatan dan pengelolaannya berdasarkan hak asal usul, efektivitas pemerintahan, kearifan lokal dan mekanisme pemanfaatannya juga sudah sangat jelas diatur.
Menurutnya, pada dasarnya terdapat mekanisme pelepasan untuk kepentingan umum. Namun, akan sangat merepotkan dan dapat merugikan masyarakat maupun desa.
Dia menilai penggunaan sultan ground tanpa mekanisme pelepasan sebagai wujud perlindungan terhadap kepentingan budaya dan kalurahan. Adanya proyek jalan tol mesti membawa kemanfaatan lebih dan jangka panjang bagi masyarakat DIY, termasuk kepentingan kebudayaan kraton dan kalurahan/desa.
"Kalau beli putus kemanfaatannya akan kurang dan kalurahan akan sangat kesulitan mencari tanah pengganti, sebagaimana pelepasan TKD yang lalu lalu oleh pemkab. Biasanya uangnya hanya ditaruh rekening di bank bertahun tahun dan susah mencari pengganti senilai, kerena pelepasan TKD harus mencari tanah pengganti," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement