Advertisement
Dituding Jadi Penyebab Minyakita Langka, Peritel Tegas Membantah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Asosiasi Pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) membantah tudingan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas yang menyebut minyak goreng Minyakita habis terserap ke ritel modern, sehingga menjadi langka di pasar tradisional.
Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey mengatakan ritel modern hanya menerima Minyakita baru diluncurkan pada awal Juli 2022. Meski tidak menyebut angka, Roy memastikan mereka hanya menerima sedikit saja Minyakita.
Advertisement
“Jadi, tidak benar, ritel benar ritel modern menyedot Minyakita. Semua bisa disurvei. Bahkan, kita tidak kebagian. Jadi sangat berlawanan, pengertian Minyakita dijual habis di ritel modern,” ujar Roy kepada Bisnis, Sabtu (4/2/2023).
Dia mengungkapkan, sejak awal peluncurannya hingga saat ini, Kementerian Perdagangan selaku yang menginisiasi Minyakita tidak pernah mengajak bicara peritel dalam pemasarannya.
“Jadi sangat berlawanan [pernyataan Zulhas], pengertian Minyakita dijual habis di ritel modern," imbuhnya.
Roy menilai, sejak awal, distribusi Minyakita tidak transparan dan tidak efisien. Sehingga, saat ini Minyakita di pasaran menjadi langkah dan harganya di atas yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Rp14.000 per liter.
“Karena sistem distribusinya tidak berjalan lancar, baik dari Kemendag, maupun jajaran lembaga lainnya. Artinya tidak efisien, transparan, dan hanya dilepas begitu saja,” ungkap Roy.
Lebih lanjut, dia menegaskan profil konsumen ritel modern adalah pembeli minyak goreng jenis premium, bukan curah seperti Minyakita.
Sebelumnya, Menurut Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas, penyebab kelangkaan Minyakita di pasaran lantaran banyak dijual secara online, serta banyak dijual di ritel modern.
Padahal, mulanya pengadaan minyak kemasan dari pemerintah itu dimaksudkan dijual pasar tradisional.
"Banyak yang mengadu, 'Pak kok minyak gorengnya enggak ada?' Kita cek, oh bener enggak ada, rupanya banyak di ritel modern dan jualan online," ujar Zulhas.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi kondisi langkanya Minyakita, pemerintah akan menambah kuotanya menjadi 450.000 ton per bulan dari sebelumnya 300.000 ton per bulan.
Selain itu, distribusinya akan difokuskan di pasar-pasar tradisional. Zulhas bilang sudah ada 20.000 lebih pasar yang tersebar di seluruh Indonesia yang menjual Minyakita.
Artinya, ke depan tak boleh lagi ada yang menjual Minyakita secara online maupun di ritel modern.
"Minyaknya enggak boleh lagi dijual online. Kami akan suruh jualnya di pasar. Jadi nanti orang-orang di pasar itu yang bisa membeli [Minyakita]," lanjut Zulhas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement