Bentrok di PT GNI Tewaskan Pekerja Lokal, Pejabat Ramai-ramai Tangkis Isu TKA?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Bentrokan antar pekerja terjadi di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah yang menewaskan dua orang. Para korban adalah seorang tenaga kerja lokal dan satu orang Tenaga Kerja Asing atau TKA.
Isu TKA terutama yang berasal dari China kerapkali mencuat. Dalam catatan Bisnis, meletupnya isu banjir TKA tersebut sudah sejak 2015 yang menggulung sebagai rumor di berbagai platform media sosial.
Advertisement
Di sisi lain, isu TKA itupun mendapat konfirmasi dari pemerintah. Menko Marves Luhut Pandjaitan membantah banjir TKA asal China itu terjadi di proyek-proyek smelter dan tambang nikel Morowali.
BACA JUGA : 2 Orang Tewas, Ini Kronologi Bentrokan Libatkan TKA di PT GNI Morowali Utara
Hal lebih terang diungkapkan Kemenaker pada Oktober 2022 lalu. Melalui Wamenaker Afriansyah Noor, teruangkap walau tidak sebesar jumlah yang dirumorkan, TKA asal China memang mendominasi dari total keseluruhan ekspatriat di Indonesia, dan terbanyak berada di Morowali.
Persoalannya, pada tragedi bentrok pekerja di GNI akhir pekan lalu, isu TKA kembali mencuat seiring jatuhnya korban. Dari kronologis yang ada, seluruh pihak baik dari aparat keamanan hingga kementerian membantah isu bentrokan dipicu keberadaan TKA tersebut.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menerangkan, pihaknya akan mengirimkan tim investigasi dari unsur pengawas ketenagakerjaan, mediator, dan pengantar kerja ke lokasi PT GNI. "Tim Kemnaker akan terus melakukan pendampingan kepada Tim Pengawas Ketenagakerjaan Daerah untuk penanganan masalah permasalahan yang terjadi. Termasuk menyusun langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa," kata Ida melalui keterangan resminya, Senin (16/1/2023).
Tak hanya itu, pihaknya telah melakukan koordinasi intensif dengan jajaran Disnaker Kabupaten Morowali Utara dan Disnaker Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengetahui penyebab terjadinya aksi anarkis. Ida juga meminta kedua pihak yakni perwakilan Serikat Pekerja Nasional (SPN) dan PT GNI segera melakukan mediasi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Adapun, berdasarkan informasi yang diterima Kemenaker, kericuhan disebabkan terkait permasalahan ketenagakerjaan yang dituntut oleh perwakilan SPN. Beberapa di antaranya, yaitu tuntutan soal keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pengupahan, dan PHK sehingga anggapan bahwa kerusuhan ini dipicu oleh keberadaan tenaga kerja asing tidaklah benar.
"Sebagian tuntutan pekerja telah diterima dan akan dipenuhi perusahaan. Namun, kami tetap melakukan penelusuran, mediasi, dan pemeriksaan bersama Disnaker setempat," ujarnya.
BACA JUGA : Profil PT GNI, Lokasi Bentrok yang Menewaskan TKA
Diberitakan sebelumnya, Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Didik Supranoto menyampaikan ada 2 korban tewas akibat bentrokan di proyek GNI. Dua korban tewas tersebut masing-masing merupakan seorang tenaga kerja asing (TKA) dan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI).
“Korban MD [meninggal dunia] 2 bukan 3. Satu TKA dan satu TKI. TKA dari China, TKI masih dilakukan identifikasi,” kata Didik kepada Bisnis, Senin (16/1/2023).
Didik kemudian mengungkapkan kronologi lengkap bentrokan maut yang terjadi di PT GNI Morowali Utara. Dia menuturkan, kejadian berawal dari adanya unjuk rasa yang digelar oleh Serikat Pekerja Nasional (SPN) di PT GNI pada Sabtu (14/1/2023) pukul 06.00 WITA.
Lokasi unjuk rasa dilakukan di dua tempat, yakni Pos 4 PT GNI dan Pos 5 PT GNI. Aksi unjuk rasa tersebut dipicu oleh tidak adanya kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan pada Jumat (13/1/2023), antara SPN PT GNI, Disnakertrans Kabupaten Morowali Utara, dan pihak perusahaan PT GNI maupun PT SEI.
Imbas dari aksi unjuk rasa tersebut, terjadi kemacetan di sekitar akses jalan perusahaan dan sebanyak 300 orang karyawan PT GNI maupun PT SEI dikabarkan melakukan aksi mogok kerja. Dalam aksinya, para pekerja menyampaikan 8 tuntutan. Atas delapan tuntutan tersebut, Didik menyampaikan, pihak perusahaan pada dasarnya menyetujui tujuh dari delapan tuntutan yang diajukan karyawan.
Adapun, untuk tuntutan di poin keenam atau poin f, pihak perusahaan mengaku masih menunggu pelaksanaan mediasi Disnaker. Namun, pada Sabtu (14/1/2023), sekitar pukul 19.40 WITA, terjadi aksi anarkis di area jalan masuk Pos 4 PT GNI oleh karyawan dengan jumlah massa sekitar 500 orang. Aksi tersebut berujung pelemparan serta pengrusakan di area jalan masuk Pos 4 PT GNI. Aksi anarkis tersebut bermula dari pihak security yang menghalang jalan masuk Pos 4 sehingga memicu adanya perlawanan dan melakukan pelemparan terhadap pihak security serta merusak fasilitas kantor PT SEI dan PT GNI.
BACA JUGA : Bentrokan Maut TKA dan TKI di PT GNI Morowali Utara, Polisi
Kemudian pukul 20.15 WITA, massa berhasil menerobos pintu masuk Pos 4 PT GNI dan langsung menuju mes karyawan yang berada di belakang pos 4 serta melakukan pembakaran sebuah mes dengan menggunakan sebuah bensin yang menyebabkan bangunan mes terbakar.
Pada waktu yang bersamaan, aparat keamanan TNI/Polri berhasil memukul mundur massa. Lalu sekitar pukul 20.50 WITA, bentrokan kembali terjadi di area smelter 1 PT GNI. Penyebab terjadinya bentrok karena adanya karyawan divisi Dump Truck PT GNI yang awalnya ingin bekerja tetapi kemudian berkumpul di parkiran Dump Truck untuk melakukan aksi mogok kerja.
“Saat kembali dilakukan pengawalan oleh unit Patroli Polres Morowali Utara, ada karyawan divisi dump truck PT GNI yang tidak mengikuti pengawalan dan melintas di area smelter 1 PT GNI.
Bentrok tersebut mengakibatkan 3 orang karyawan divisi dump truck mengalami luka dibagian badan dan 3 unit kendaraan R2 dirusak,” jelas Didik.
Aksi kejar mengejar dan saling lempar pun terjadi dan menelan dua korban jiwa, masing-masing merupakan TKA dan TKI. Kedua korban sudah dievakuasi oleh pihak keamanan ke klinik PT SEI dan PT GNI.
Aksi baru bisa dilerai sekitar pukul 21.10 WITA. Pada pukul 22.00 WITA, karyawan PT GNI yang diperkirakan berjumlah 500 orang menuju ke mess karyawan dan melakukan aksi pembakaran terhadap 5 unit kendaraan jenis loader dan 4 unit kendaraan R12 mobile crane.
Adapun, lokasi pembakaran berdampingan dengan mes pelangi yang dihuni oleh karyawan perempuan sehingga pihak keamanan mengevakuasi karyawan perempuan. Tak berhenti di situ, sekitar pukul 23.50 WITA, para karyawan PT GNI bergeser menuju mess PLTU.
Namun, dihadang oleh pihak keamanan TNI/Polri menggunakan mobil taktis. Sekitar pukul 02.00 WITA, massa kemudian membubarkan diri ke tempat masing-masing. “Saat ini perusuh berjumlah 69 orang dan BB diamankan di Mapolres Morut untuk dimintai keterangan,” jelas Didik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Daftar Wilayah yang Nihil Permohonan Sengketa Pilkada di MK Termasuk DIY
- Pilkada Jakarta Bersih dari Gugatan Sengketa, Pramono-Rano Karno Sah Menangkan Pemilihan
- Sistem Zonasi dalam PPDB Diminta Berbasis Hak Anak
- Mantan Menkumham Yassona Laoly Dipanggil KPK sebagai Saksi
- Pemerintah Diminta Susun Peta Jalan untuk Mengatasi Masalah PPDB Zonasi
Advertisement
Cetak Generasi Pemuda yang Njogjani, Dinas Dikpora Jogja Gelar Yogyakarta Youth Camp 2024
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- ASN Singapura Terbaik di Dunia, Begini Kondisi ASN Indonesia
- Presiden Prabowo Hargai PDIP di Luar Pemerintahan
- Aktivis HAM Dokumentasikan Kejahatan Bashar al-Assad Terhadap 6.000 Petugas
- Mesin Pompa SPBU Meledak, Operator Wanita Alami Luka Bakar
- Dugaan Korupsi Rp300 Triliun: Helena Lim Bantah Tuduhan Sebagai Pengumpul Keuntungan Smelter
- Belgia Berikan Hak Kerja Bagi PSK
- RK-Suswono Terima Hasil Pilkada Jakarta 2024 dan Cabut Aduan di DKPP
Advertisement
Advertisement