Advertisement
Selama 2022, Kerugian Masyarakat Akibat Investasi Bodong Capai Rp31,4 Triliun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan total kerugian yang dialami akibat investasi bodong pada 2022 mencapai Rp31,4 triliun. Hal tersebut diungkapkan Listyo dalam rilis akhir tahun 2022, pada Sabtu (31/12/2022).
"Dengan total kerugian masyarakat kurang lebih Rp 31,4 triliun," kata Kapori Listyo Sigit.
Advertisement
Listyo memaparkan Polri telah mengusut sebanyak 28 kasus terkait investasi bodong sepanjang 2022. Sejumlah kasus menyita perhatian publik di antaranya Quotex dan Binomo yang menjerat Doni Salmanan dan Indra Kenz.
BACA JUGA : Ini Cara untuk Menghindari Jeratan Investasi Bodong
Kasus Quotex menimbulkan kerugian Rp24 miliar dengan total 108 korban. Sementara itu, Binomo membuat 144 orang merugi hingga Rp83,3 miliar. Terdapat pula kasus DNA Pro Akademi yang menimbulkan kerugian Rp343 miliar dengan jumlah korban mencapai 3.621.
Kemudian ada kasus PT FSP Akademi Pro (Fahrenheit) yang menimbulkan kerugian hingga Rp358,2 miliar dengan jumlah korban mencapai 1.449 orang.
Atas kasus tersebut, Listyo pun meminta masyarakat untuk waspada terhadap berbagai modus investasi bodong, seperti, seperti MLM, skema ponzi, hingga rayuan influencer.
Sementara itu, Indonesia Fintech Society (IFSoc) sebelumnya menyoroti kerugian akibat investasi ilegal di Indonesia yang mencapai nilai Rp109 triliun sepanjang 2022. Nilai tersebut naik 44 kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya bernilai Rp2,5 triliun pada 2021.
Steering Committee IFSoc Tirta Segara menilai angka kerugian yang naik sangat signifikan itu dikarenakan gap antara literasi dan inklusi keuangan di Indonesia yang masih cukup lebar.
Oleh karena itu, Tirta meminta agar edukasi keuangan, perlindungan konsumen, dan penindakan tegas investasi ilegal, serta berbagai upaya pencegahan lainnya perlu didorong untuk membangun ekosistem yang kondusif.
BACA JUGA : Polisi Bongkar 10 Kasus Investasi Bodong, Ini Daftarnya!
“Ada juga catatan yang jadi pekerjaan rumah kita, yaitu korban dari investasi ilegal karena gap antara literasi dan inklusi yang cukup lebar, dan ini masih banyak yang jadi korban. Tahun ini angka kenaikannya sangat signifikan, naik sekitar 44 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Tirta dalam Webinar bertajuk “Catatan Akhir Tahun 2022 - Momentum Penguatan Fondasi Fintech dan Ekonomi Digital”, seperti dikutip pada Kamis (29/12/2022).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Profil dan Sepak Terjang Joko Pinurbo, Penyair Kenamaan yang Wafat di Usia 61 Tahun
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
- Mobil Mewah Harvey Moeis Disita Kejagung, Kali Ini Ferrari dan Mercy
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Tak Terima Ditegur, Dua WNA Amerika Ini Diduga Aniaya Pecalang di Bali
- Baru Syuting Reality Show, 31 Artis dan Kru Asal Korsel Ini Justru Diperiksa Imigrasi Bali
- Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0
Advertisement
Advertisement