Advertisement
Kapolda Jateng Dorong Penyelesaian Konflik di Keraton Solo dengan Restorative Justice

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Kapolda Jawa Tengah (Jateng), Irjen Pol Ahmad Luthfi, angkat bicara soal insiden diduga penodongan pistol saat keributan yang mengakibatkan sejumlah korban luka di Keraton Solo, Jumat (23/12/2022) malam lalu.
BACA JUGA: Gubernur Jawa Tengah Angkat Bicara soal Konflik Keraton Solo
Advertisement
Lebih jauh, Ahmad Luthfi mendorong penyelesaian konflik di Keraton Solo dengan pendekatan restorative justice. Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi pers akhir tahun 2022 Polda Jateng di Mapolda Jateng, Kamis (29/12/2022).
“Bukan zamannya saling lapor, yang justru membuat Keraton tidak bagus. Keraton ini cagar budaya,” ungkapnya dalam rekaman video konferensi pers yang diterima Solopos.com-Jaringan Harianjogja.com, Kamis.
Dikarenakan merupakan bangunan dan kawasan cagar budaya, menurutnya, Keraton Solo kaya akan nilai-nilai luhur di dalamnya. Nilai-nilai luhur itu pun sampai sekarang masih diugemi atau diikuti sebagian masyarakat dalam sikap dan perilaku.
Kapolda Jateng sangat memahami tentang konflik di Keraton Solo karena pernah bertugas sebagai Wakapolresta Solo. Menurutnya, polisi tidak bisa mencampuri urusan atau konflik di internal Keraton peninggalan Dinasti Mataram tersebut.
Selama ini, tambah Luthfi, polisi melakukan langkah-langkah pengamanan, mediasi, maupun memfasilitasi pihak-pihak berkonflik. “Kapolresta [Solo] sudah saya arahkan kemarin, semua sudah saya kumpulkan, sebisanya dilakukan RJ [restorative justice],” tegasnya.
Sedangkan terkait informasi dugaan adanya penodongan menggunakan senjata api jenis pistol kepada salah satu cucu PB XIII, Luthfi menyatakan sudah dilakukan pemeriksaan terhadap salah seorang polisi yang berada di lokasi saat kejadian Jumat (23/12/2022) lalu.
Dari pemeriksaan terhadap polisi yang bertugas di Keraton Solo itu, Kapolda menegaskan tak ada penodongan. “Secara umum tak ada tindakan penodongan. Sedangkan anggota Polri di lokasi atas permintaan dari Keraton untuk menjaga. Anggota kami dibekali senjata pendek, ciglok [jatuh]. Saat diambil, timbul percekcokan, lalu dia mendorong,” terangnya.
Tindakan mendorong sambil memegang senjata laras pendek itu yang dinilai sebagai perbuatan penodongan. “Dia mendorong. Kesannya itu menodong. Ya ini yang saya luruskan, yang jelas tidak ada [tindakan penodongan senpi],” paparnya.
Luthi menyatakan kasus dugaan penodongan menggunakan pistol tersebut sudah selesai. Selanjutnya, anggota polisi mencoba melakukan komunikasi dan mediasi. Dengan begitu diharapkan konflik di Keraton Solo tidak berkepanjangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement