Advertisement
Harga Minyak Dunia Anjlok 5,69 Persen, Apakah Harga BBM di Indonesia Bakal Turun?
![Harga Minyak Dunia Anjlok 5,69 Persen, Apakah Harga BBM di Indonesia Bakal Turun?](https://img.harianjogja.com/posts/2022/09/25/1112815/bbm-naik.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Harga minyak mentah turun pada penutupan perdagangan Jumat (23/9/2022), tertekan oleh kekhawatiran pasar terhadap kelanjutan resesi ekonomi global dan lonjakan dolar AS.
Di sisi lain, pemerintah berkomitmen menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) domestik apabila harga komoditas energi primer di pasar dunia kembali melemah.
Advertisement
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penyesuaian itu dapat dilakukan ketika harga minyak mentah dunia mendekati asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada awal tahun di angka US$63 per barel.
“Kalau misalnya kembali ke US$63 ada [penyesuaian] lah, kan APBN sekarang US$63 per barel, iya toh,” kata Arifin saat ditemui di Kompleks Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Arifin mengatakan harga BBM yang berlaku saat ini masih relatif jauh dari harga keekonomian. Kendati demikian, dia mengatakan, pemerintah akan tetap meninjau harga BBM setelah adanya pelemahan harga minyak mentah dunia yang ajek saat ini.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terpantau turun 4,75 poin atau 5,69 persen ke US$78,74 per barel. Adapun, harga minyak Brent turun 4,31 poin atau 4,76 persen ke US$86,15 per barel.
Tim Analis Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan, resesi ekonomi dan inflasi tinggi secara global, yang dipicu oleh kasus wabah Corona dan perang Rusia-Ukraina mendorong penolakan negara-negara barat membeli minyak mentah Rusia, menjadi penghambat pemulihan ekonomi global.
BACA JUGA: Hanya Bayar Rp12.000 per Bulan, Warga Desa di Kulonprogo Bisa Nikmati Listrik Tanpa Batas
Sementara itu, upaya bank sentral AS untuk menekan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan secara agresif, mendukung dolar AS menguat sejak awal tahun 2022 ini. The Fed diekspektasikan akan menaikkan suku bunga kembali di bulan Oktober mendatang.
“Hal-hal ini telah membebani harga minyak hari ini, walau dibatasi kekhawatiran kelangkaan minyak mentah seiring tertahannya pencabutan sanksi untuk Iran,” jelas Tim Riset MIFX dalam riset, dikutip Sabtu (24/9/2022).
MIFX memperkirakan minyak berpotensi dijual menguji level support di US$80 per barel, bila turun di bawah US$81 per barel. Namun, jika bergerak naik ke atas level US$82,50, minyak berpeluang dibeli menguji resistance selanjutnya di US$83,50 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI-Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Inpres Efisiensi Anggaran, Presiden Prabowo Perintahkan Pemda Potong Perdin 50 Persen dan Kurangi Seminar
- Kementerian ESDM Sebut Izin Tambang Muhammadiyah Masih dalam Tahap Kajian
- Kasus Pagar Laut Dilaporkan ke KPK, Senggol Dua Menteri
- Pemerintah Janjikan Peluncuran Program Pemeriksaan Gratis Secepatnya
- 29 Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Masih Dialihkan, Berikut Daftarnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Wamenlu: Kami Tidak Pernah Membahas Relokasi Warga Gaza
- Prediksi BMKG: Mayoritas Kota Besar Diguyur Hujan
- Longsor di Petungkriono Pekalongan, Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 20 Orang
- Pemilik Pagar Laut Bakal Didenda Rp18 Juta per Meter
- Donald Trum Tuntut Uskup yang Doakannya untuk bebelas kasih ke Kelompok Minoritas dan Migran Minta Maaf
- Kebakaran Kembali Terjadi di Los Angeles, dalam Sejam Hanguskan 500 Hektare Lahan
- Hingga 21 Januari 2025, Kemkomdigi Blokir 5,7 Juta Konten Judi Online
Advertisement
Advertisement