Advertisement
Festival Lima Gunung XXI Digelar Bersamaan dengan Tradisi Saparan

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG— Festival Lima Gunung (FLG) ke XXI yang menjadi agenda tahunan festival seni oleh Komunitas Lima Gunung akan digelar pada 30 September hingga 2 Oktober 2022 di Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Seperti tradisi sejak 2009, kegiatan ini tidak menerima sponsor dari pihak manapun.
Koordinator FLG, Endah Pertiwi menjelaskan hingga saat ini, panitia telah menerima 49 kelompok yang mengajukan untuk tampil di festival seni rakyat tersebut. Sejumlah kelompok pendaftar bahkan berasal dari luar negeri seperti Kanada dan Jepang. Selain itu, pendaftar juga datang dari sejumlah daerah di Indonesia seperti Bekasi, Cirebon, Jogja, Semarang, Lumajang, Boyolali, Rembang, Pati dan Purworejo.
Advertisement
“Jumlah itu belum termasuk yang waiting list, sekitar 15 kelompok. Total lebih dari 645 orang pengisi acara. Pendaftaran akan ditutup sampai 14 September untuk diolah panitia. Kuota kami untuk 60 kelompok dan semua pengisi adalah anak-anak muda,” jelas Endah, dalam konferensi pers FLG XXI di Studio Mendut, Jumat (9/9/2022).
FLG merupakan festival seni yang diinisiasi oleh seniman dari lereng lima gunung yaitu Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Menoreh dan Sumbing. Endah menjelaskan seperti tradisinya, FLG tidak menerima sponsor dari pihak manapun. Para pengisi acara menyediakan transport sendiri atau mencari sponsor sendiri. Panitia akan menyediakan konsumsi seadanya.
Ketia Panitia FLG XXI, Sitras Anjilin menjelaskan FLG XXI mengangkat tema Wahyu Rumagang. Wahyu berarti nasib atau kodrat, yakni sudah waktunya untuk melaksanakan rumagang FLG kali ini. Adapun rumagang dari kata magang, yang artinya orang yang belum menjadi atau akan menjadi.
“Karena melihat di Lima Gunung ini generasinya sangat maju untuk terlibat. Maka orang tua seperti saya ini sudah saatnya menyerahkan pada anak muda untuk magang. Magang dari pribadinya sendiri. Yang artinya anak muda yang punya inisiatif sendiri. Mereka akan menjadi panitia. Jadi, Lima Gunung tidak akan berhenti di tahun ke berapa tetapi ada generasi yang peduli dan mencintai jadi sanggup dan rela tulus menjadi pelaksana. Dulu belajar lalu berperan,” jelas Sitras.
Warga Swadaya hingga Rp4 juta Per Rumah
Tokoh pemuda lokal Mantran Wetan, Ngablak, Gianto menambahkan FLG XXI akan menjadi istimewa karena digelar dengan rangkaian tradisi Saparan oleh warga di wilayah tersebut. Dalam Saparan kali ini, ada Saparan seribu ingkung pada 28 September.
Ia menjelaskan, dalam tradisi Saparan, biasanya warga menyediakan makanan dan minuman di setiap rumah guna menjamu tamu sanak saudara. Bahkan, warga setempat rela mengeluarkan hingga Rp4 juta sampai Rp5 juta untuk menyediakan aneka makanan tersebut, berupa makanan ringan di toples dan serta makanan berat seperti nasi, sayur dan lauk-pauk.
“Di tempat kami, bahkan tradisi Saparan itu lebih ramai daripada Lebaran. Warga mengundang sanak saudara untuk berkunjung, dan menyiapkan suguhan makanan hingga lauk pauk,” jelasnya.
Guna mendukung FLG XXI, warga juga menyediakan 15 rumah untuk transit keperluan acara. Selain itu, ada lima rumah yang disediakan untuk penonton yang ingin menginap.
Bagian instalasi FLG XXI, Ismanto menambahkan panitia akan membangun dua panggung yakni satu untuk pentas seniman dan satu lainnya untuk penonton. Panggung akan dibuat menggunakan bahan alami seperti daun kelapa, jerami, batang pohon jagung dan lainnya.
“Nantinya ada panggung khusus penonton sehingga penonton bagian belakang bisa melihat pertunjukan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
- Parpol Ramai-Ramai Siap Tampung Kaesang Pangarep
- DPR Sentil Kinerja BPKH terkait Usulan Kenaikan Biaya Haji
- Masih Dikaji, Garuda Belum Terapkan Tarif Penerbangan Haji 2023
- Video Youtube Pertemukan Kembali Orang yang Kabur ke Pasar Kepek Bantul Selama 25 Tahun karena Takut Disunat, Ini Kronologinya
- Jokowi dan Ma'ruf Amin Beri Penjelasan Terkait Biaya Haji yang Diusulkan Naik
Advertisement
Advertisement

Menengok Lava Bantal, Destinasi yang Dahulu Hanya Jadi Objek Penelitian Mahasiswa
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik, Jumat 27 Januari 2023: Wates dan Wonosari Kena Giliran
- Puncak DBD di Indonesia Diprediksi pada April dan Mei 2023
- Kejar Pertumbuhan Pelanggan Baru, XL SATU Hadirkan Paket Mulai Rp276 Ribu
- Jalur Pantai Selatan Disiapkan Jadi Alternatif Pantura saat Lebaran 2023
- 43,76% Masyarakat Belum Daftar Ulang Kendaraan, Ini Bahayanya..
- Presiden Ukraina Kini Minta Bantuan Pesawat dan Rudal kepada NATO
- Menkes Akan Lobi WHO untuk Cabut Status Pandemi Covid-19
Advertisement
Advertisement