Advertisement

5 Pasar Hewan di Boyolali Masih Tutup, Ini Alasannya

Jumali
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 17:07 WIB
Jumali
5 Pasar Hewan di Boyolali Masih Tutup, Ini Alasannya Aktivitas jual beli hewan ternak di Pasar Hewan Terpadu, Kapanewon Pengasih, Selasa (14/7/2020). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah masih memperpanjang waktu penutupan lima pasar hewan, hingga batas waktu yang belum ditentukan, untuk mengendalikan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

"Meskipun, laporan masyarakat untuk kasus PMK di Boyolali saat ini, mulai menurun, tetapi kami masih menutup lima pasar hewan hingga batas waktu yang belum ditentukan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati, dikutip dari Antara, Jumat (19/8/2022).

Advertisement

Sebanyak lima pasar hewan itu, Pasar Hewan Jelok di Kecamatan Cepogo, Pasar Hewan Karanggede, Pasar Hewan Kalioso di Kecamatan Nogosari, Pasar Hewan Simo, dan Pasar Hewan Ampel.

"Penutupan lima pasar hewan karena wabah PMK di Boyolali, sejak tanggal 27 Mei hingga Agustus ini, untuk mengendalikan penyebaran virus," kata Lusia.

Lusia mengatakan untuk pembukaan pasar hewan perlu rapat koordinasi mengingat Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah wabah PMK. Hal ini, menindaklanjuti Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian No.500/2022 terkait daerah wabah PMK termasuk penutupan pasar hewan untuk mengendalikan PMK.

Disnakkan Boyolali hingga kini terus melakukan penanganan PMK tersebut antara lain melakukan skrining, kemudian pengobatan hewan suspek atau yang positif, dan kegiatan vaksinasi terhadap hewan ternak yang sehat di daerah zona hijau untuk mencegah penularan.

"Boyolali tiga daerah yang masuk zona merah wabah PMK yakni Kecamatan Mojosongo, Ampel, dan Andong," katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali Afiany Rifdania mengatakan perkembangan kasus PMK di Boyolali hingga Jumat ini, total skrining sebanyak 11.756 ekor, suspek PMK sebanyak 5.650 ekor, hewan positif PMK 32 ekor, mati karena PMK 64 ekor, dan potong paksa 10 ekor.

Menurut Afiany hewan ternak yang dilakukan pengobatan sebanyak 5.675 ekor, sudah dinyatakan sembuh dari PMK hingga sekarang mencapai 2.214 ekor dan sisa kasus sebanyak 3.461 ekor.

Selain itu, Disnakkan juga melakukan vaksinasi tahap pertama dengan diawali skrining di wilayah kecamatan yang memiliki populasi sapi perah tinggi. Daerah itu, seperti Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Tamansari, Mojosongo dan Ampel dengan menurunkan 155 petugas kesehatan hewan.

"Pencapaian vaksinasi hewan ternak tahap pertama 4.900 dosis sudah disuntikkan terhadap 4.896 ekor atau sekitar 99,9 persen dan vaksinasi ulang tahap pertama (revaksinasi) mencapai 460 ekor," katanya.

Disnakkan juga sudah mendapat tambahan vaksin PMK sebanyak 5.100 dosis dan realisasi sudah disuntikkan terhadap hewan ternak 129 ekor. Kegiatan vaksinasi terus berjalan dengan menurunkan petugas Keswan antara lain medis veteriner Aparatur Sipil Negara (ASN), veteriner non ASN, paramedis veteriner, inseminator, dan penyuluh non medik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polres Bantul Untuk Atasi Kemacetan saat Libur Lebaran

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement