Advertisement

Buang Sampah di Laut Bakal Terdeteksi Satelit

Putri Dewi
Jum'at, 05 Agustus 2022 - 21:37 WIB
Bhekti Suryani
Buang Sampah di Laut Bakal Terdeteksi Satelit Anggota Polair Polda NTB mengangkat sampah dari laut saat aksi bersih pantai di Tanjung Karang, Mataram, NTB, Kamis (21/2/2019). - ANTARA/Ahmad Subaidi

Advertisement

Harianjogja.com, JEMBRANA - Sejumlah strategi dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di laut. Salah satunya dengan menyiapkan teknologi satelit yang mampu mencari pelaku pembuangan sampah ilegal di laut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut bahwa sampah plastik telah berkontribusi besar terhadap kerusakan laut di Indonesia. Parahnya, sampah plastik tersebut kebanyakan berasal dari luar negeri.

Advertisement

“Sampah plastik bukan hanya dari dalam Indonesia, tapi sampah plastik berasal dari luar Indonesia, banyak sekali,” kata Trenggono dalam peluncuran Program Konservasi Laut Indosat Ooredoo Hutchison, di Perancak, Jembrana, Bali, Kamis (4/8/2022).

Untuk itu, KKP menerapkan satu teknologi Marine Time Surveillance. Teknologi berbasis satelit ini dapat memonitor 24 jam siapapun yang membuang sampah ke laut, termasuk kapal-kapal asing.

BACA JUGA: Saat Sultan Jogja Murka dengan Kasus Pemaksaan Berjilbab di Sekolah Negeri

“Kalau ada tumpukan plastik di laut, asalnya dari mana itu bisa langsung kebaca. Nggak apa-apa kalau kapalnya sudah pergi tetapi tetap terbaca dan kemudian kita bisa deteksi nama kapal dan pemiliknya, tinggal sekali klik," lanjut Trenggono.

Dalam mengatasi permasalahan kerusakan ekosistem laut, KKP juga berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dengan meluncurkan program Konservasi Laut di Desa Perancak, Jembrana, Bali, Kamis (4/8/2022).

"Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat,” kata President Director dan CEO IOH Vikram Sinha.

Program Konservasi Laut memiliki 4 aspek yang berfokus pada rehabilitasi habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu, dan penguatan masyarakat di lingkungan sekitar.

Kawasan Jembrana dipilih karena berpotensi menjadi kawasan konservasi seluas 3.500 hektar yang memiliki target nilai konservasi tinggi untuk biota laut terancam punah (penyu dan hiu), habitat penting lautan (bakau, lamun dan terumbu karang), potensi perikanan (lemuru dan ikan karang), tempat budidaya ikan dan udang serta ekowisata bahari. Tak sampai di situ, Jembrana merupakan 1 dari 14 prioritas pantai lokasi peneluran penyu di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Putusan Banding Turun, Vonis Mari Terdakwa Waliyin dan Ridduan Jadi Penjara Seumur Hidup

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement