Advertisement
Karanganyar Diminta Setop Rekrut Guru Honorer

Advertisement
Harianjogja.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar diminta menyetop perekrutan tenaga honorer bagi tenaga pendidik atau guru. Penyetopan ini terkait rencana penghapusan tenaga harian lepas (THL) oleh pemerintah pusat pada 2023 mendatang.
Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Sari Widodo, mengungkapkan nasib tenaga honorer yang ada saat ini tidak jelas ke depan dengan adanya rencana kebijakan penghapusan tersebut.
Advertisement
“Nasibnya belum tahu nanti kalau dihapus. Belum tahun kelanjutan mereka [THL] akan diangkat atau diberhentikan, sehingga jangan tambah dulu,” katanya kepada wartawan, Senin (25/7/2022).
Ia mengatakan pemerintah akan dibuat dilematis dengan keberadaan tenaga honorer. Jika diangkat, siapa yang menanggung gajinya. Sebaliknya jika diberhentikan, sekolah juga tak memiliki anggaran untuk memberi pesangon. Dengan kondisi ini, ia menilai pemkab sebaiknya tidak menambah honorer sepanjang regulasinya belum jelas.
“Mendingan tahun ini sampai besok 2023 jangan angkat honorer dulu karena regulasi belum jelas. Sekolah jangan beri PHP [harapan] juga. Kami tidak menafikan memang butuh SDM di kala ada pensiun besar-besaran,” katanya.
Sari Widodo menambahkan, saat ini bantuan operasional siswa (BOS) daerah telah dihapus. Anggaran BOS daerah terkena imbas refocusing untuk penanganan pandemi Covid-19. Padahal keberadaan honorer di Kabupaten Karanganyar terbanyak ada pada tenaga pendidik dan kesehatan.
Menurut data yang diperoleh Solopos.com - Jaringan Harianjogja.com, dari situs referensi.data.kemdikbud.go.id yang dikutip pada Kamis (2/6/2022), diketahui jumlah guru honorer di Karanganyar ada sebanyak 1.873 orang. Sementara guru tidak tetap (GTT)/pegawai tidak tetap (PTT) kabupaten ada 369 orang.
Sementara guru tetap yayasan (GTY)/pegawai tetap yayasan (PTY) di Karanganyar ada 1.152 orang. Sementara guru dan pegawai kependidikan berstatus PNS ada 6.510 orang.
Selain honorer tenaga pendidik, ia juga menyoroti masih banyaknya sekolah dasar yang kekurangan murid. Ia pun mendukung Pemkab segera melakukan regrouping sekolah dengan minim siswa ini.
“Regrouping sekolah itu keputusan cerdas. Banyak sekolah negeri kekurangan murid. Guru juga kasihan tidak ada murid,” katanya. Setelah digabung, Pemkab bisa memanfaatkan lahan bekas sekolah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement