Advertisement

Tok! WHO Resmi Deklarasikan Status Darurat Global untuk Cacar Monyet

Farid Firdaus
Minggu, 24 Juli 2022 - 08:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Tok! WHO Resmi Deklarasikan Status Darurat Global untuk Cacar Monyet Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memberi info perkembangan situasi wabah Covi-19 di Jenewa, Swiss (24/2/2020). - Antara/Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan wabah cacar monyet (monkeypox) sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Peringatan ini mengesampingkan panel para ahli yang pendapatnya masih terbagi atas status wabah tersebut.

Pengumuman WHO sekaligus membuka jalan bagi peningkatan kerja sama global untuk menghentikan virus, yang telah menyebar ke puluhan negara. Terakhir kali WHO membuat deklarasi serupa adalah ketika tahap awal wabah Covid-19 pada Januari 2020.

Advertisement

Mengutip Bloomberg, Minggu (24/7/2022), Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Xavier Becerra menyebut keputusan WHO sebagai seruan untuk bertindak bagi komunitas kesehatan global.

“Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menyediakan vaksin, pengujian, dan perawatan serta bertekad untuk mempercepat respons kami di hari-hari mendatang," katanya dalam sebuah pernyataan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus secara pribadi turun tangan setelah sembilan anggota komite ahli menentang menyatakan wabah cacar monyet sebagai keadaan darurat, sementara enam anggota lainnya mendukung. Tedros dan WHO sebelumnya telah menghadapi kritik di beberapa pihak bahwa mereka bertindak terlalu lambat untuk meningkatkan alarm tentang Covid.

"Kami memiliki wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat melalui mode penularan baru,” katanya saat konferensi pers di Jenewa pada Sabtu (23/7/2022) waktu setempat.

Deklarasi resmi yang disebut dengan istilah PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) berlaku untuk peristiwa luar biasa yang membawa risiko kesehatan masyarakat melalui penyebaran penyakit secara internasional, dan peristiwa yang berpotensi memerlukan respons terkoordinasi.

Deklarasi ini dapat digunakan untuk mendorong negara-negara untuk bekerja sama dalam tindakan pencegahan, sambil membiarkan WHO merekomendasikan langkah-langkah seperti anjuran perjalanan atau travel advisories.

Tanggapan AS

Pejabat kesehatan AS mengatakan kepada wartawan pada Jumat (23/7/2022) bahwa mereka telah mempertimbangkan deklarasi serupa, yang pada akhirnya akan diumumkan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.

“Kami sedang melihat itu, melihat cara-cara apa yang dapat meningkatkan respons dengan mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat," kata Ashish Jha, koordinator respons Covid Gedung Putih, Washington.

Raj Panjabi, koordinator Kantor Pandemi Gedung Putih, menilai keputusan WHO mengendai tanggapan internasional yang terkoordinasi sangat penting. “Kita harus meningkatkan pekerjaan kita untuk memerangi virus ini secara agresif dan melindungi masyarakat yang terkena cacar monyet di AS,” jelasnya.

Monkeypox sebagian besar menyebar secara terbatas pada negara-negara berkembang selama bertahun-tahun, tetapi telah menyebar ke seluruh Eropa dan AS dalam beberapa bulan terakhir.

WHO menilai risiko cacar monyet adalah moderat secara global dan di semua wilayah, kecuali di Eropa yang tinggi.

Patogen biasanya menyebabkan gejala seperti flu, diikuti dengan ruam yang sering dimulai di wajah dan menyebar ke perut. Penyakit ini sering berlangsung selama dua minggu sampai satu bulan, dan bisa mematikan.

WHO mengatakan ada sekitar 16.000 kasus yang dikonfirmasi di 75 negara dan wilayah, meskipun sebagian besar kasus berasal dari Eropa. Lima kematian telah dicatat di Afrika. Sejumlah besar kasus terjadi pada orang berusia antara 31 hingga 40 tahun, dan mayoritas dari mereka adalah pasien pria.

Tiga Kriteria

Tedros mengatakan wabah cacar monyet memenuhi tiga kriteria untuk disebut sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional di bawah Peraturan Kesehatan Internasional.

Sebagian besar kasus terjadi di antara pria yang pernah berhubungan seks dengan pria, dan banyak yang terjadi dalam jaringan seksual, meskipun siapa pun dapat tertular penyakit ini.

Pemerintah Inggris baru-baru ini memperluas penyediaan vaksin cacar Imvanex, yang terbukti efektif melawan cacar monyet, kepada beberapa pria gay dan biseksual yang berisiko untuk membantu mengendalikan penyebaran. Uni Eropa juga telah menyetujui Imvanex untuk untuk vaksin monkeypox.

"Ini adalah wabah yang terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual. Itu berarti bahwa ini adalah wabah yang dapat dihentikan dengan strategi yang tepat di kelompok yang tepat.” kata Tedros.

WHO merekomendasikan agar negara-negara menerapkan respons terkoordinasi untuk menghentikan penularan dan melindungi kelompok rentan dengan menawarkan rekomendasi perjalanan internasional, mengintensifkan pengawasan dan tindakan kesehatan masyarakat, serta mempercepat penelitian vaksin, terapi dan alat lainnya, di antara rekomendasi lainnya.

“Kami percaya ini akan memobilisasi dunia untuk bertindak bersama. Tidak hanya koordinasi tapi solidaritas,” kata Tedros.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bloomberg, Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jalan Rusak di Sleman Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Spanduk Obyek Wisata Jeglongan Sewu

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement