Advertisement
Salah Satu Kebo Bule Keraton Solo Mati Karena PMK, Ini Kata Adik PB XIII

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO — Adik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari atau Gusti Moeng, mengaku sangat sedih atas kematian Nyi Apon, salah satu kebo bule Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (21/7/2022).
Nyi Apon yang berusia 20 tahun mati karena terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain Nyi Apon, ada tujuh ekor kerbau bule lainnya yang juga terjangkit penyakit yang sama.
Advertisement
Diwawancarai Solopos.com- Jaringan Harianjogja.com, melalui telepon, Kamis (21/7/2022) malam, Gusti Moeng mengaku dia lah yang dulu memberi nama Nyi Apon pada kerbau keturunan Kiai Slamet tersebut.
“Namanya Nyi Apon. Nama itu diambil dari waktu kelahirannya pada Ahad Pon. Sing njenengi nggih kula. Dari pemeriksaan petugas Nyi Apon mati karena PMK,” terangnya.
Gusti Moeng menjelaskan Nyi Apon selama ini berada di kandang kebo bule sisi selatan sebelah barat Alun-alun Kidul Keraton Solo. Di kandang itu ada tujuh kerbau lain yang juga terkena PMK. Menurut Gusti Moeng, kondisi mereka pada Kamis malam masih lemas.
Tapi sudah ada penanganan medis terhadap tujuh kerbau yang terkena PMK itu dengan disuntik tiga jenis cairan. “Tadi sudah disuntik masing-masing tiga jenis, antibiotik, vitamin, dan obat, mungkin,” katanya.
Gusti Moeng berharap tujuh kerbau yang juga terkena PMK bisa segera sembuh dan pulih. Sebab sebagai mengaku sebagai penyayang binatang ia mengaku sangat sedih melihat hewan-hewan itu sakit.
Ia pun mengingatkan para penjaga kandang dalam merawat kebo bule Keraton Solo itu harus benar-benar fokus. Sebab binatang tidak bisa sambat atau mengeluh bila sedang sakit. Sehingga seharusnya perawat binatang itu yang harus lebih peka dan aktif memeriksa kondisi binatang.
Kirab Malam 1 Sura
“Wetengku langsung senep. Saya kan penyayang binatang. Saya mikirnya binatang tidak bisa sambat, jadi harus ditangani dengan benar. Jadi saya sampaikan kepada yang tanggung jawab dan merawat untuk terus dipantau atau dicek,” imbuhnya.
Kebo Bule Tak Direkomendasikan Ikuti Kirab Malam 1 Sura
Disinggung nasib agenda Kirab Malam 1 Sura setelah kematian Nyi Apon dan tujuh ekor lainnya ke PMK, Gusti Moeng mengatakan petugas kesehatan hewan dari Pemkot Solo tidak merekomendasikan kerbau-kerbau itu ikut kirab.
Menurutnya, kebo bule Keraton Solo yang kena PMK adalah mereka yang sudah berumur dan biasa ikut kirab malam 1 Sura. Sementara yang tidak kena PMK belum pernah ikut kirab. “Yang lain tidak sakit, tapi belum pernah ikut kirab, sehingga perawatnya tidak berani. Durung kulina, amor wong akeh malah nunjang-nunjang,” urainya.
Seperti diketahui, kebo bule menjadi ikon kirab tiap malam 1 Sura di Keraton Solo. Setiap kirab kerbau-kerbau itu dikeluarkan dari kandang dan ikut berkeliling rute kirab bersama para abdi dalem dan peserta kirab lainnya mengelilingi Keraton.
Kehadiran kebo bule itu selalu ditunggu-tunggu oleh sebagai masyarakat, terutama mereka yang percaya bahwa kotoran kebo bule yang dikeluarkan saat kirab bisa membawa berkah. Bahkan sebagian masyarakat rela berebut kotoran kerbau bule itu untuk dibawa pulang.
Karena adanya kebo bule yang mati dan sebagian lainnya terkena PMK, kerbau-kerbau itu kemungkinan tidak akan diikutkan dalam kirab malam 1 Sura, Sabtu (30/7/2022) mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
- Viral, Kades Mendak Klaten Ungkap Alasan Keluarkan SE Waspada Penculikan Anak
- Diusulkan Maju Calon Wali Kota Solo 2024, Begini Tanggapan Rheo Fernandes
- Sering Dianggap Keramat, Begini Sejarah Asli Pesanggrahan Langenharjo Sukoharjo
- Ferdinand Sinaga Kejar dan Hajar Pelempar Bus Persis Solo, Trending di Twitter
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Populerkan Softball dan Baseball di DIY, Kinderstation Gelar Kejuaraan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Reshuffle Kabinet Rabu Pon? PDIP Beri Masukan ke Jokowi
- Kasus Mahasiswa UI Tewas Justru Jadi Tersangka, Sempat Ditawari Damai
- Gibran Digadang-Gadang Cagub DKI, Ini Respons PDIP
- Dukung Revisi UU Desa, PDIP Usul Jabatan Kades 18 Tahun
- Indonesia Mulai Lirik Nuklir sebagai Pembangkit Listrik
- PDIP Tolak Kenaikan Biaya Haji Menjadi Rp69 Juta: Rasionalisasikan Segera!
- Indonesia Disebut yang Pertama Kembangkan Kereta Cepat di Asia Tenggara
Advertisement
Advertisement