Advertisement
Epidemiolog: Puncak Wabah Covid-19 Varian BA4 dan BA5 Sulit Diprediksi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Epidemiolog menilai kapan puncak wabah Covid-19 dari varian baru akan sulit diprediksi
Sejumlah prediksi gelombang puncak Covid-19 yang dinarasikan pemerintah dinilai kurang relevan dengan kondisi pengendalian yang kurang maksimal.
Advertisement
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan pihaknya tidak bisa memprediksi kapan dan berapa lama puncak Covid-19 akibat BA4 dan BA5 berlangsung.
"Kalau kami secara epidemiologi tidak bisa mengukur itu pada saat ini. Mengapa? Karena kapasitas testing rendah disbanding waktu puncak Omicron Februari-Maret ," katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (6/7/2022).
Dia merujuk pada jumlah testing spesimen diagnostik saat ini yang rendah berkisar 40 ribu sampai 60 ribu per hari.
Ditambah dengan standar tes PCR yang sama rendahnya, sekitar 20-40 persen. Bahkan untuk PCR sendiri saat ini 70 persen merupakan hasil testing di DKI Jakarta.
"Kalau kita mau bicara tentang bagaimana kondisi transmisi di Indonesia saat ini yang bisa kami pegang hanya di Jakarta dengan testing yang sangat baik daerah lain kita enggak bisa ukur kondisi transmisinya," paparnya.
Menurut Masdalina, tidak relevan jika saat ini sudah mulai melakukan pengukuran puncak gelombang Covid-19 keempat. Pasalnya, kondisi pengendaliannya masih belum maksimal.
"Kalau dikatakan 'oh ini puncaknya', akan sepertiga lebih rendah dibandingkan Omicron, Delta, tidak akan mungkin mencapai Omicron yang kemarin, karena tesnya cuma 40-60 ribu per hari," jelasnya.
Hal serupa dikatakan ahli epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman bahwa prediksi puncak Covid-19 sulit untuk dicetuskan.
“Saya kira sekali lagi ini agak tricky ya memprediksinya karena masih didominasi kasus yang tidak bergejala ydengan modal imunitas yang jauh lebih besar, maka kita harus berhati-hati dalam menyampaikan atau menarasikan puncak gelombang,” tukas Dicky.
Dia tak ingin narasi puncak Covid-19 disalahartikan. Ketika lewat masa tersebut artinya kondisi dapat lebih bebas, ternyata tidak.
“Ini pandemi dan kita sudah membuktikan dengan mengalami bahwa gelombang silih berganti dan ini bukan gelombang terakhir bukan varian atau varian terakhir juga,” ujarnya.
Epidemiolog mengatakan hal yang menjadi urgensi saat ini adalah perlindungan mitigasi dengan melakukan peningkatan testing harian dan mempercepat capaian vaksin primer maupun booster.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah merespons peningkatan kasus Covid-19 dengan mewanti-wanti masyarakat akan munculnya gelombang keempat didominasi subvarian Omicron BA4 dan BA5.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bahwa perkiraan puncak kasus akan terjadi pada pekan kedua dan ketiga Juli 2022.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memprediksi gelombang baru setelah melihat kasus pada awal Juli meningkat drastis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
- Buntut Tragedi di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem KKN
- Para Advokat Perekat Nusantara dan TPDI Somasi Gibran, Untuk Segera Mundur Sebagai Wapres
Advertisement

Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Jemaah Haji Meninggal Dunia Terus Bertambah, Capai 418 Orang
- Dirut Sritex Iwan Lukminto Klaim Uang Tunai Rp2 Miliar Disita Kejagung Adalah Tabungan Keluarga
- Viral Video Pria Pamer Senjata Api dan Mengaku dari Ring 1 Istana, Pelaku Diringkus Polisi
- KPK Cekal Mantan Wadirut BRI ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan EDC
- Kejagung Periksa Pihak Google Terkait Penyidikan Dugaan Korupsi Laptop Chromebook
- Kemenag Siapkan Regulasi Terkait Tata Kelola Rumah Doa
- Api Melahap RS Hermina Jakarta, Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran
Advertisement
Advertisement