Advertisement
Pengembangan Wisata Butuh Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan

Advertisement
Harianjogja.com, JAWA TENGAH—Desa Wisata Pereng mendapat giliran sosialisasi pentingnya kolaborasi semua pemangku kepentingan dalam pengembangan dunia pariwisata.
Sosialisasi itu dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Rabu (6/7/2022) dengan menghadirkan sejumlah pemateri, seperti Pelaksana Tugas Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Frans Teguh.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Frans menyatakan upaya kolaborasi sangat diperlukan agar dunia pariwisata lebih berkualitas dan berkelanjutan. “Partisipasi ini melibatkan semua pemangku kepentingan sampai di desa-desa untuk mewujudkan upaya yang lebih adaptif, inovatif dan menjunjung tinggi nilai kerja sama,” tuturnya, Rabu.
Meski saat ini digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan, sentuhan dan interaksi dari pelaku pariwisata melalui pelayanan prima tetap signifikan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan.
Sosialisasi di Pereng merupakan agenda ke-56 setelah digelar sejak medio Maret 2022 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini sekaligus jadi bagian dari Kampanye Sadar Wisata yang akan berlangsung di 65 desa wisata pada 2022 dan 90 desa wisata pada 2023.
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi mengungkapkan kerja sama lintas sectoral, aparat serta seluruh warga desa wisata jadi kunci keberhasilan pengembangan wisata.
Generasi Muda Wisata
“Keterlibatan generasi muda juga sangat diperlukan. Forum ini [sosialisasi] semoga jadi ajang pembelajaran dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata demi membangun desa masing-masing,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Klaten, Sri Nugroho, berharap agenda Kemenparekraf dapat mendukung pengembangan SDM pariwisata Desa Wisata Pereng.
Peserta sosialisasi, David, 24, mengaku pengembangan dunia wisata bisa membantu usaha kerajinan yang ditekuni warga. “Jika warga makin sadar wisata dan kunjungan wisatawan meningkat, tentu produk kerajinan akan makin banyak yang beli,” ungkap pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) itu.
Rangkaian program Kampanye Sadar Wisata, dimulai dari sosialisasi, pelatihan, pendampingan hingga apresiasi. Sebanyak 65 desa wisata yang menjadi sasaran kegiatan pada 2022 dan 90 desa wisata pada 2023 berada di empat wilayah Destinasi Superprioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur-Jogja-Prambanan, Mandalika, dan Labuan Bajo, serta dua Destinasi Pariwisata Prioritas, Bromo-Tengger-Semeru dan Wakatobi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Yang Mau Malam Mingguan, Cek Dahulu Cuaca Jogja Malam Ini!
Advertisement

Kemegahan Desa Wisata Karangrejo Borobudur Menyimpan Kisah Menarik Bersama Ganjar
Advertisement
Berita Populer
- Sertifikat Halal Mie Gacoan Ternyata Belum Menyeluruh, Apa Maksudnya?
- Panas! PDIP Sentil Parpol Hobi Impor Pangan, NasDem: Jangan Arogan!
- Sehari Semalam di Pinggir Sungai, Bayi yang Dibuang di Klaten Dirawat di Sleman
- Longsor dari Gunungkidul, Dua Rumah di Klaten Tertimpa Material
- Wow! Kelompok Lansia Punya Kadar Antibodi Covid-19 Paling Tinggi
- Kronologi Orang Terkaya RI Digugat Rp1 Triliun, Diduga Terlibat Pencucian Uang
- Mesra....Luhut dan Surya Paloh Makan Bareng di Wisma Nusantara
Advertisement
Advertisement