Advertisement
Diplomasi Jokowi ke Rusia dan Ukraina Dinilai Lebih Sukses daripada yang Dilakukan Erdogan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan misi perdamaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia lebih sukses daripada yang pernah dilakukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Karena kan Turki dan Israel lagi panas-panasnya perang dan waktu itu bukan kepala pemerintahannya sendiri [yang bertemu],” jelas Hikmahanto kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Senin (4/6/2022)
Advertisement
Untuk diketahui, pada pada Maret lalu, dua kali Erdogan memediasi pertemuan antara Rusia dengan Ukraina. Pertama pada 10 Maret, Perdana Menteri Rusia Sergei Lavrov dan Perdana Menteri Ukraina Dmytro Kuleba bertemu di Antalya, Turki. Namun, pertemuan tak berujung kesepakatan damai.
Pada 29 Maret 2022, Erdogan kembali memediasi pertemuan kedua negara di Istanbul. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin kembali tak hadir dan hanya diwakilkan oleh para negosiator. Dikutip dari France24 (8/4/2022), seorang petinggi Turki yang tak disebutkan namanya mengungkapkan jika Rusia dan Ukraina masih jauh dari kesepakatan damai.
Pada saat yang sama, hubungan bilateral antara Turki dan Israel semakin memanas, terutama setelah polisi Israel menyerang Masjid Al-Aqsa di Palestina. Erdogan sempat mengatakan Israel sebagai “negara teroris,” seperti dalam laporan aa.com.tr (14/5/2022).
Alasan-alasan tersebut yang membuat Hikmahanto merasa diplomasi Jokowi berpotensi lebih besar untuk membawa perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Dia menambahkan, Ukraina dan Rusia juga menanti misi perdamaian Jokowi sebab kedua negara karena sudah lelah berperang.
Selain itu, Jokowi dinilai membawa pesan damai yang tulus tanpa kepentingan khusus seperti AS dan sekutunya. Menurut Hikmahanto, presiden hanya ingin agar pasokan gandum dan pupuk dari Ukraina dan Rusia kembali masuk ke pasar bebas dunia, sehingga negara-negara berkembang tak lagi menderita.
Dia memprediksi konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina tak akan langsung berhenti setelah kunjungan Jokowi. Namun, akan berkurang secara perlahan.
“Mudah-mudahan dalam beberapa waktu akan [datang] mulai terlihat penurunan eskalasi serangan,” tutupnya.
Sedangkan, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, diplomasi antara Jokowi dan Erdogan tak perlu dibandingkan. Menurutnya, baik langkah Erdogan di awal dan langkah Jokowi setelahnya saling melengkapi.
“Saya sih melihatnya, semua itu kan sebagai usaha membangun perdamaian. Semua harus dihargai,” ujar Ujang kepada Bisnis, Senin (4/7/2022).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Sabtu 10 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Profil Paus Leo XIV Asal Amerika Serikat
- Wamendes: Koprasi Merah Putih Jangan Mematikan Usaha di Desa yang Sudah Ada
- Polri Klaim Selesaikan 3.326 Kasus Premanisme dalam Operasi Serentak
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Donald Trump Serukan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Selama 30 Hari
- Penyidik KPK Jadi Saksi di Sidang Hasto Kristiyanto
- Menteri PU Targetkan 66 Sekolah Rakyat Dapat Diresmikan Prabowo Juli 2025
Advertisement