Advertisement
Keakraban Jokowi & Pemimpin Dunia Muluskan Misi Perdamaian

Advertisement
JAKARTA—Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan keakraban dengan para pemimpin dunia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman. Keakraban tersebut diyakini akan memperkuat misi kunjungan Presiden ke Ukraina dan Rusia.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan keakraban Presiden Jokowi dengan para pemimpin dunia KTT G7, merupakan gestur penerimaan yang tulus dan memiliki kekuatan trust dari pemimpin negara-negara G7, terutama dari Presiden AS Joe Biden sebagai simbol dari kubu Barat.
Advertisement
“Tentu pertemuan yang bersahabat dan hangat tersebut memunculkan optimisme keberhasilan misi Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia,” kata Ruhaini melalui keterangan tertulis yang diterima Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Rabu (29/6).
Ruhaini menegaskan misi utama kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah mendorong penghentian perang dan kesediaan kedua negara duduk bersama dalam perundingan damai. Perundingan damai ini guna mengurangi dampak kemanusiaan terutama korban jiwa dan masalah pengungsian yang rumit, serta menghindarkan dunia dari krisis pangan dan energi yang diakibatkan perang dengan dampak yang mengglobal. Terlebih, saat ini dunia belum sepenuhnya pulih dari krisis pandemi.
Dia menambahkan kehadiran dan sambutan hangat pemimpin dunia terhadap Presiden Jokowi di KTT G7, akan memperkuat misi dan membuka jalan menuju perundingan Rusia-Ukraina untuk mencapai perdamaian permanen. Selain itu, ajang ini juga menjadi momentum yang tepat bagi Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 sehingga KTT G20 pada November mendatang benar-benar menjadi upaya pulih bersama dan lebih kuat dari krisis pandemi dan krisis global yang mengikutinya.
“Presiden menjadikan Presidensi Indonesia pada G20 untuk mengoptimalkan modalitas dan peran Indonesia dalam perdamaian dunia,” terangnya.
Menurut Ruhaini, sejak awal Presiden Jokowi menunjukkan komitmen kuat penghentian perang sesuai yang diamanatkan oleh konstitusi, yakni turut serta menjaga perdamaian dunia dan menjaga legacy sebagai pemrakarsa gerakan non blok yang menyuarakan kemandirian, menentang apartheid, dan tidak berpihak pada pakta militer mana pun.
“Ditambah lagi dengan modalitas politik luar negeri bebas aktif yang memungkinkan Indonesia bersahabat dengan negara mana pun dalam menjaga ketertiban dunia, termasuk dengan Rusia dan Ukraina,” jelas Ruhaini.
Guru Besar HAM dan Gender UIN Sunan Kalijaga Jogja ini juga menilai penerimaan Presiden Putin atas kunjungan Presiden Jokowi menunjukkan Indonesia memainkan peran sebagai true friend yang tidak segan menegur sahabat demi suatu kebaikan yang lebih besar.
“Meski Indonesia pernah ikut menyatakan serangan militer Rusia ke Ukraina tidak dapat diterima, tetapi Presiden Putin tetap menerima kunjungan Presiden Jokowi,” imbuh Ruhaini.
“Kita semua berharap misi Presiden dapat meredakan perang dan kedua negara dapat melanjutkan upaya-upaya perdamaian yang lebih permanen.”
Setelah menghadiri KTT G7 di Jerman, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, bertolak menuju Ukraina dan dilanjutkan ke Rusia. Di Ukraina, Presiden dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan di Rusia akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
- Donald Trump Sebut India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata karena Mediasi Amerika Serikat
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
Advertisement