Advertisement

Jadi Tradisi Tahunan, Ini Arti Mudik dan Sejarahnya...

Bernadheta Dian Saraswati
Rabu, 27 April 2022 - 10:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Jadi Tradisi Tahunan, Ini Arti Mudik dan Sejarahnya... Pemudik bersiap menaiki bus tujuan luar daerah di terminal Giwangan, Kota Jogja, Jumat (23/4/2021). - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Perayaan Idulfitri sepertinya tidak lengkap jika tidak pulang ke kampung halaman untuk bertemu orang tua dan sanak saudara. Kegiatan bersilaturahmi ini seakan sudah menjadi tradisi tahunan. 

Tradisi pulang ke tanah asal atau yang dikenal dengan istilah mudik, umum dipakai untuk menggambarkan kegiatan seseorang pulang ke kampung halaman. Tradisi ini dipakai bagi umat Muslim yang merayakan momen lebaran Idulfitri di tanah kelahirannya.

Advertisement

Namun tahukah Anda darimanakah istilah mudik ini muncul?

Istilah mudik berasal dari kata udik. Diambil dari bahasa melayu udik yang artinya hulu atau ujung. Sebab pada masyarakat melayu yang tinggal di hulu sungai pada masa lampau sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu atau biduk. Setelah selesai urusannya, maka kembali pulang ke hulu pada sore harinya.

“Berasal dari bahasa melayu, udik. Konteksnya pergi ke muara dan kemudian pulang kampung. Saat orang mulai merantau karena ada pertumbuhan di kota, kata mudik mulai dikenal dan dipertahankan hingga sekarang saat mereka kembali ke kampungnya,” kata Antropolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Heddy Shri Ahimsa-Putra, dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Rabu (27/4/2022). 

Baca juga: Takbir Keliling di Sleman Dilarang, Salat Id Berjemaah Diperbolehkan

Menurut Heddy, istilah mudik mulai dikenal luas di era tahun 1970-an, setelah pada masa orde baru melakukan pembangunan pusat pertumbuhan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan yang menyebabkan orang melakukan urbanisasi pindah ke kota untuk menetap dan mencari pekerjaan.

Ia menuturkan, mereka yang bekerja dan hidup di kota, sekian lama lepas dari kerabatnya. Padahal selama di desa bisa dekat dengan kerabat. “Kangen pasti. Menunggu libur yang agak panjang agar bisa kumpul sangat ditunggu. Karena kita di Indonesia masyarakat Muslim yang paling banyak maka lebaran Idulfitri jadi pilihan. Berbeda di Amerika dan Eropa, warganya banyak pulang kampung saat perayaan thanksgiving atau perayaan Natal. Sementara di kita ya Idulfitri,” paparnya.

Akan tetapi mudik bagi sebagian orang bukan semata-mata untuk ajang kumpul keluarga. Namun juga menjadi ajang bagi sebagian orang untuk pamer atas keberhasilan mereka di tanah perantauan. “Motivasi lain karena ingin menunjukkan ia sudah berhasil secara ekonomi,”katanya.

Pada tahun ini, diprediksi masyarakat banyak yang melakukan mudik setelah dua tahun ini dilarang karena pandemi Covid-19. Hal itu terbukti dari jumlah pemesanan tiket transportasi yang ludes meski masih H-5 Lebaran. 

Seperti kereta api, sebanyak 1,56 juta tiket telah ludes terjual. Ada pula yang mengikuti program mudik gratis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pansus DPRD DIY Mulai Bahas Perubahan Aturan Soal Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 21:47 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement