Advertisement
Regenerasi dan Modernisasi, Cara Hadapi Tantangan Pertanian
![Regenerasi dan Modernisasi, Cara Hadapi Tantangan Pertanian](https://img.harianjogja.com/posts/2022/04/26/1100049/jelajah-magelang.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG — Pertanian di Kabupaten Magelang menghadapi banyak tantangan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan upaya regenerasi petani dan modernisasi alat pertanian guna meningkatkan daya saing produk hasil pertanian di wilayah ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi pertanian saat ini di antaranya alih fungsi lahan dari dari pertanian menjadi nonpertanian.
Advertisement
"Tenaga kerja juga mengalami kelangkaan. SDM [Sumber Daya Manusia] di sektor pertanian saat ini semakin nonproduktif, langka dan mahal," jelas Romza, Senin (25/4/2022).
Pergeseran iklim global juga menjadi tantangan yang harus dihadapi dari sisi pertanian. Kondisi ini diperparah dengan ketidakpastian harga produk pertanian dan peluang pasarnya. Dari berbagai tantangan tersebut, Dinas Pertanian dan Pangan melakukan upaya dengan modernisasi alat pertanian yang akan memberikan nilai lebih berupa efisiensi biaya produksi, kecepatan waktu dan peningkatan mutu produk pertanian.
"Kami memberikan bantuan seperti mesin pertanian dan sarana prasarana lain," jelas Romza.
Selain itu, Dinas Pertanian dan Pangan juga erus mendorong kaum muda untuk menjadi petani dengan sebutan petani milenial. Menurutnya, di era teknologi 4.0 ini, petani milenial memiliki peluang mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan teknologi digital.
Romza menambahkan, Kabupaten Magelang yang dikelilingi lima gunung besar yakni Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing dan Andong membuat tanahnya berpotensi untuk pertanian, mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Saat ini, 70% penduduk Kabupaten Magelang menjalankan usaha pertanian.
Pendiri Sekolah Tani Milenial, Rayndra Syahdan Mahmudin mengungkapkan dirinya terus memotivasi kaum milenial untuk menjadi petani dengan cara mendirikan Sekolah Tani Milenial. Petani asal Semen, Trenten, Candimulyo ini telah memiliki lebih dari 2.000 petani binaan yang merupakan generasi muda. Mereka diajari budidaya produksi sampai pascapanen bahkan akses modal ke perbankan.
"Kami juga melakukan modernisasi alat pertanian. Dengan SDM di sektor pertanian yang semakin tidak produtif, maka harus diimbangi dengan SDM yang mumpuni," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182727/ka-yia-xpress.jpg)
Jadwal Kereta Bandara YIA Berikut Cara Membeli Tiketnya, Sabtu 27 Juli, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja,
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement