Advertisement
Tiongkok Nyatakan Objektif dalam Konflik Rusia-Ukraina

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Luar Negeri China menyebut posisi Tiongkok tetap objektif dan adil dalam konflik Ukraina meski Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak usulan Rusia untuk menambahkan China sebagai penjamin keamanan dalam pelaksanaan gencatan senjata.
"China selalu memegang posisi yang objektif dan adil, serta selalu bersikap adil dan jujur dalam krisis Ukraina, yang dapat dilihat semua pihak," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (22/8).
Advertisement
Hal tersebut disampaikan menyusul pertanyaan Zelenskyy yang mengatakan bahwa Ukraina tidak membutuhkan penjamin yang tidak membantu negara tersebut saat Ukraina benar-benar membutuhkannya.
"Kami hanya membutuhkan jaminan keamanan dari negara-negara yang siap membantu kami," kata Zelenskyy kepada wartawan di Kiev.
BACA JUGA: Hasil Levante vs Barcelona: Skor 2-3, Blaugrana Menang Dramatis di Menit Akhir
Zelenskyy juga mengklaim Inggris, Prancis, dan Jerman siap mengirim pasukan ke Ukraina. "Sangat penting untuk mengupayakan keamanan bersama, komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan, serta mendorong penyelesaian politik krisis Ukraina," tambah Mao Ning.
Mao Ning pun menegaskan China siap memainkan peran konstruktif untuk tujuan tersebut.Perkembangan itu menyusul pertemuan Zelenskyy dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pemimpin Eropa di Gedung Putih yang menghasilkan komitmen AS atas jaminan keamanan terhadap Ukraina.
Trump mengatakan AS mungkin akan memberikan dukungan udara sedangkan para pemimpin Eropa masih mendiskusikan bentuk kontribusi mereka.
Sementara, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu (20/8), mengatakan bahwa Moskow telah sepakat untuk mengembangkan sistem jaminan keamanan yang melibatkan seluruh anggota tetap Dewan Keamanan PBB, termasuk China dan beberapa negara lain, seperti dalam negosiasi langsung dengan Kiev pada April 2022 di Istanbul.
Walau hasil negosiasi Istanbul itu sendiri ditolak Ukraina karena akan memberi Rusia hak veto atas upaya penjamin lain untuk membantu Ukraina jika diserang.
Rusia dan China diketahui mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" tepat sebelum invasi Moskow pada 2022. Beijing tidak memberikan bantuan militer ke Rusia, tapi Ukraina menyebut menemukan komponen China dalam persenjataan RUsia. Zelenskyy juga mengkritik pemerintahan China karena tetap memberikan dukungan diplomatik dan ekonomi kepada Moskow sejak serangan Rusia ke Ukraina.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Minggu 24 Agustus 2025: DIY Cerah Berawan
Menyusul desakan Trump untuk pertemuan trilateral, Zelenskyy juga menegaskan ia siap bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi tidak di Moskow.
Pertemuan itu disebut Zelenskyy sebaiknya diadakan di "Eropa yang netral" seraya menyarankan Swiss dan Austria yang bukan anggota NATO, atau Turki, negara anggota NATO dan lokasi pertemuan puncak sebelumnya untuk menengahi konflik Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Subsidi Trans Jogja 2026 Dipangkas Rp6,8 Miliar, Begini Nasib Wacana Trayek Gunungkidul
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Immanuel Ebenezer Sebut Koordinator Kasus Pemerasan Kemenaker Laiknya Sultan
- Wapres Gibran Bertemu dengan Panglima Jilah dan Pasukan Merah di Mempawah
- Diterjang Puting Beliung, Ratusan Rumah di Serdang Bedagai Sumut Rusak
- Daftar Harga Kendaraan Sitaan OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer
- Ledakan Sumur Minyak di Blora, 18 Orang Diperiksa Polisi
- Ini Komentar Istana Soal Permintaan Amnesi Noel ke Prabowo
- Mengintip Imutnya Domba di DCF 2025 Dieng Jawa Tengah
Advertisement
Advertisement