Advertisement
Mantan Pejabat AS Sebut Israel Ingin Perang Gaza hingga Puluhan Tahun
Ratusan warga membawa bantuan yang mereka terima dari truk yang memasuki Jalur Gaza utara, di jalan utara Kota Gaza, Palestina (22/6/2025). ANTARA/Xinhua - Rizek Abdeljawad
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah AS mengetahui bahwa Israel berencana untuk memerangi Palestina selama puluhan tahun meskipun secara resmi terlibat dalam negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza. Demikian kata mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.
Miller, sebagaimana dilaporkan Anadolu, Sabtu, mengungkapkan pernyataan tersebut kepada Channel 13 Israel bahwa mantan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pernah memperingatkan kabinet perang Israel di awal konflik bahwa negara itu berisiko menghadapi pemberontakan tanpa akhir tanpa rencana yang jelas tentang masa depan Gaza.
Advertisement
“Anda benar. Kita akan terus berperang dalam beberapa dekade mendatang. Memang seperti itu keadaannya, dan akan tetap seperti itu,” Miller mengutip pernyataan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu menanggapi pernyataan Blinken.
Channel 13 juga melaporkan bahwa Netanyahu, bersama Kepala Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Kepala Keuangan Bezalel Smotrich, telah mencegah kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas sedikitnya lima kali.
BACA JUGA: Korupsi Kemenaker: Begini Cara Wamen Immanuel Ebenezer Minta Motor Besar ke Irvian Bobby
Miller mengonfirmasi laporan tersebut dan mengatakan Washington menyadari Israel melemahkan upaya gencatan senjata, tetapi memilih diam.
“Kami tidak memiliki mandat luas. Terkadang tidak ada mandat sama sekali,” kata Miller, sembari mencatat bahwa situasi sering berubah secara mendadak, bahkan ketika utusan AS sedang bersiap menaiki pesawat.
Saat AS menekan kelompok perlawanan Palestina agar menyetujui gencatan senjata enam minggu demi mencegah invasi Israel ke Rafah pada April 2024, Netanyahu menyatakan secara terbuka bahwa ia berjanji akan tetap menyerang Rafah, dengan atau tanpa gencatan senjata.
Lebih lanjut, Miller mengungkapkan bahwa Israel pernah memperkenalkan tuntutan tambahan terkait Koridor Philadelphi pada Juli 2024. Padahal saat itu, Hamas sudah menerima proposal mediasi dari AS, akan tetapi Israel menunda hampir sebulan karena Netanyahu bersikeras mempertahankan kehadiran pasukan di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Para pejabat AS menyebut hal itu sebagai titik balik paling merugikan, karena menggagalkan momentum menuju kesepakatan.
“Ini konsisten dengan pola yang kami lihat selama berbulan-bulan. Pihak Israel selalu mencari cara untuk menambahkan syarat atau mempersulit ketentuan yang ada,” ucap Miller.
“Itu mungkin yang paling membuat frustrasi, karena saat itu kami sudah sangat dekat dengan kesepakatan yang bisa saja memulangkan para sandera dan mungkin mengakhiri perang untuk selamanya."
Channel 13 melaporkan bahwa pada akhir 2024, Netanyahu mengesampingkan proposal terobosan dari badan keamanan Israel Shin Bet, dan memilih untuk menunggu kemungkinan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kuba Tuduh AS Siapkan Langkah Gulingkan Presiden Maduro
- Banjir Monsun Thailand Selatan: 13 Tewas, Jutaan Mengungsi
- KAI Selenggarakan Mudik Motor Gratis Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
- Polsek Koja Amankan Tiga Pengamen Pocong yang Resahkan Warga
- Shell Hentikan Pembangunan Pabrik Biofuel Rotterdam Gara-gara Ekonomi
Advertisement
Bantul Dorong Jamu dan Pengobatan Tradisional Jadi Gaya Hidup
Advertisement
Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi
Advertisement
Berita Populer
- Honor 500 & 500 Pro Resmi Dirilis, Kamera 200MP dan Baterai 8.000 mAh
- Teaser Film "Pelangi di Mars" Rilis, Gabungkan Live-Action dan 3D
- Jadi Relawan Gempa, Eva Tergugah Alih Media ke Sertifikat Elektronik
- Kemenkes Kirim Tim Selidiki Meninggalnya Ibu Hamil di Papua
- Jorge Martin Siap Bangkit di MotoGP 2026 Usai Musim Berat
- Israel Hadapi Krisis Kesehatan Mental Pasca-Perang Gaza
- FIFA Libatkan 4 Negara Ini Selidiki Pemain Naturalisasi Malaysia
Advertisement
Advertisement



