Advertisement

Inggris Berkomitmen Jalur Diplomasi Merespons Nuklir Iran

Newswire
Minggu, 24 Agustus 2025 - 02:37 WIB
Sunartono
Inggris Berkomitmen Jalur Diplomasi Merespons Nuklir Iran Bendera Iran.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Inggris memperingatkan waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan diplomatik dengan Iran terkait program nuklirnya. Adapun pembicaraan dengan mitra Eropa dan Amerika Serikat masih berlangsung.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan Inggris berkomitmen pada jalur diplomasi, namun siap menjatuhkan sanksi jika tidak ada kemajuan yang dicapai. 

Advertisement

Dalam sebuah unggahan di media sosial X, Lammy mengaku telah berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, serta para mitra Eropa, untuk menegaskan kembali kekhawatiran tentang program nuklir Iran.

“Kami berkomitmen pada diplomasi, tetapi waktunya singkat. Kami telah menawarkan solusi diplomatik kepada Iran dengan perpanjangan keringanan sanksi. Tanpa kesepakatan yang berkelanjutan dan dapat diverifikasi, hal ini akan berakhir,” katanya dilansir Antara Sabtu (23/8/2025).

BACA JUGA: Polsek Kretek Tangkap Dua Pelaku Pencurian Motor di Pinggir Sawah

Inggris, Prancis, dan Jerman—pihak Eropa dalam kesepakatan nuklir 2015—serta Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas, juga telah melakukan panggilan telepon dengan Araghchi pada awal pekan ini.

Diskusi berfokus pada mekanisme yang disebut snapback, yang memungkinkan sanksi PBB terhadap Teheran diberlakukan kembali jika dinilai melanggar kesepakatan.

Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, panggilan tersebut juga membahas posisi Teheran terhadap mekanisme snapback dan tanggung jawab negara-negara Eropa terkait hal tersebut.

Araghchi berpendapat kekuatan Eropa telah gagal memenuhi komitmen mereka berdasarkan perjanjian 2015, dan oleh karena itu mereka tidak memiliki dasar hukum dan moral untuk mengaktifkan mekanisme tersebut.

Iran dan enam negara—Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, Rusia, dan Jerman—menandatangani kesepakatan penting pada Juli 2015. Kesepakatan tersebut menawarkan keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan aktivitas nuklir Iran.

Namun pada 2018, AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian di bawah Presiden Donald Trump dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran. Setahun kemudian, Iran mulai mengurangi komitmennya, termasuk meningkatkan pengayaan uranium, setelah menuduh negara-negara Eropa gagal memitigasi dampak tindakan AS.

Negara-negara Eropa yang dikenal sebagai E3, sejak itu mengancam akan mengaktifkan mekanisme snapback untuk memberlakukan kembali sanksi PBB, kecuali jika Iran mematuhi kesepakatan. Batas waktu untuk melakukannya jatuh pada 18 Oktober.

BACA JUGA: Kampung Nelayan Merah Putih di Bantul Butuh Anggaran Rp20 Miliar

Adapun pada bulan lalu, wakil menteri luar negeri dari Iran, Inggris, Prancis, dan Jerman bertemu di Istanbul dan sepakat untuk melanjutkan pembicaraan. Teheran telah memperingatkan bahwa jika sanksi PBB diberlakukan kembali, mereka mungkin mempertimbangkan kembali keanggotaannya dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang telah diikuti sejak tahun 1970.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Rute dan Tarif Trans Jogja Minggu 24 Agustus 2025

Rute dan Tarif Trans Jogja Minggu 24 Agustus 2025

Jogja
| Minggu, 24 Agustus 2025, 09:47 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement