Advertisement
Kesiapan Perpusnas dalam Menyongsong G20
Advertisement
Indonesia saat ini merupakan negara yang dipercaya menjadi tuan rumah pada Group of Twenty (G20). Kegiatan G20 mengangkat tema Recover together, recover stronger. Tema ini menggambarkan bagaimana Indonesia mengajak masyarakat dunia berkoloborasi dan saling membantu pulih dan bangkit dari pandemi Covid-19.
Pada perhelatan presidensi G20, juga membuktikan Indonesia mampu menjadi model persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi terhadap krisis. Hal ini juga merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia yang mampu bertahan di tengah hantaman pandemi.
Advertisement
Kita memang pernah jatuh, babak belur karena pandemi. Kita pun pernah bersedih di tengah karena ada sahabat yang meninggalkan kita karena pandemi. Tetapi jika kita jatuh sekali kita akan bangkit dua kali, jika kita jatuh dua kali kita akan bangkit empat kali. Tidak peduli seberapa sering kita jatuh, karena bangsa yang kuat akan terus bangkit hingga kita mencapai cita-cita luhur bangsa.
Memahami tantangan dan perlunya upaya kolektif dalam mengatasi krisis, Indonesia akan fokus pada tiga pilar utama untuk Kepresidenan G20 tahun 2022 yaitu: mempromosikan produktivitas; meningkatkan ketahanan dan stabilitas, serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Presidensi Indonesia dalam G20 berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia, dan pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Kiprah perpustakaan ditunggu dalam penyediaan informasi dan membangun jaringan. Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional merupakan tagline Perpustakaan Nasional Tahun 2022. Perpustakaan Nasional dapat memicu pergerakan ekosistem digital nasional yang akan menjadi pintu gerbang terhadap produk-produk digital baik yang diciptakan di Indonesia maupun di luar negeri.
Oleh sebab itu, tugas pustakawan mengumpulkan informasi yang berserakan di masyarakat, untuk dikemas ulang dalam bentuk informasi kemudian didesiminasikan dan sehingga dapat memudahkan para pemustaka dalam menggunakannya. Perpustakaan harus berkoloborasi dengan lembaga terkait.
Menurut Syarif Bando (Kaperpusnas RI) ada enam target dalam transformasi digital yakni konten, olah, layanan, preservasi, dukungan dan akses. Tahun 2022 perpustakaan Nasional menargetkan minimal satu juta conten creator untuk tampil di channel Youtube. Perpustakaan Nasional akan menjadikan presidensi G20 sebagai motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi. Ini menjadi fokus kontribusi kita dalam pembentukan ekosistem dan inovasi berbasis pengetahuan. Oleh sebab itu setiap ASN dapat meningkatkan kualitas dan kompetensinya setiap saat dengan belajar dan teruslah belajar seumur hidup (long life education).
Selain belajar, pola pikir (mindset) yang harus berubah menjadi tuntutan baru bagi kita, yakni zaman digital yang serba cepat, mobilitas tinggi. Kita hidup dalam era kecepatan eksponensial, di mana ASN dituntut untuk respons cepat, real time (seketika), follow-up (langsung ditindaklanjuti), bisa mengendus informasi yang benar, mampu menggunakan teknologi dan connected (terhubung) bukan terisolasi. Bayangkan jika tahun ini kita mampu berlari lebih cepat dengan ekosistem digital yang kita bentuk dan jaringan yang ada tentunya ekosistem digital akan membuat kita lebih kuat bertahan atas pandemi-pandemi lain yang tidak kita harapkan kedatangannya.
Perpustakaan Nasional sebagai poros pergerakan literasi memiliki nakhoda dan ke arah mana perkembangan literasi ditujukan. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, paradigma perpustakaan saat ini berfokus pada transfer knowledge 70%, management knowledge 20% dan management collections 10%.
Hal ini dapat dimaknai setiap sumber daya di perpustakaan ditransformasikan kepada pemustaka/masyarakat untuk menghasilkan suatu karya atau jasa yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perpustakaan dan pustakawan dituntut untuk selalu berinovasi, berkreasi, berkolaborasi serta bersinergi, untuk menghasilkan inovasi dan kreasi dibutuhkan super team bukan superman.#
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jadi Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Ini Komitmen Budiman Sudjatmiko
- Kementerian Agama di Bawah Presiden Prabowo Kini Tidak Lagi Mengelola Jemaah Haji
- Prabowo Lantik Tujuh Penasehat Khusus Presiden, Ada Wiranto, Luhut, Terawan hingga Dudung Abudrachman
- Berikut Tujuh Utusan Khusus Presiden yang Dilantik Prabowo, Hari Ini
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
Advertisement
Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 23%
Advertisement
Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China
Advertisement
Berita Populer
- Profil Veronika Tan, Wamen PPPA di Kabinet Prabowo
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Kaji Ulang Kurikulum Merdeka, UN hingga PPDB
- Layangkan Surat ke PBB, Iran Tuding Amerika Serikat Terlibat Rencana Serangan Israel ke Negaranya
- Kemenkominfo Berubah Menjadi Kemenkomdigi, Meutya: Percepat Transformasi Digital
- Bantuan Kemanusiaan Masyarakat Indonesia untuk Palestina Tiba di Yordania
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
- Hari Ini, Prabowo Melantik Utusan Khusus Presiden, hingga Staf Khusus Presiden, Berikut Nama-namanya
Advertisement
Advertisement