Advertisement

Pembangunan di Kawasan Borobudur Harus Perhatikan Budaya dan Spiritual

Nina Atmasari
Rabu, 02 Maret 2022 - 23:17 WIB
Nina Atmasari
Pembangunan di Kawasan Borobudur Harus Perhatikan Budaya dan Spiritual Kegiatan lokakarya Kemajuan Budaya Seni Ritual Dan Permainan Rakyat Dan Olahraga Tradisional (PROT) di Balkondes Ngargogondo Kecamatan Borobudur, Rabu (2/3 - 2022).

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG-- Pembangunan desa tidak sekadar mengutamakan pembangunan fisik tetapi harus dilandasi budaya spiritual yang mengutamakan rasa untuk berbagi kebaikan terhadap kehidupan.

Hal itu terungkap dalam lokakarya Kemajuan Budaya Seni Ritual Dan Permainan Rakyat Dan Olahraga Tradisional (PROT) di Balkondes Ngargogondo Kecamatan Borobudur, Rabu (2/3/2022). Kegiatan ini digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA).

Advertisement

"Membangun desa sejatinya berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal atau nilai-nilai yang sesuai dengan yang dimiliki oleh masyarakat desa. Desa tersebut menjadi sumber belajar tentang kehidupan yang mengutamakan olah rasa dan nilai-nilai ketuhanan," kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA), Syamsul Hadi.

Baca juga: Tanah Tutupan Zaman Jepang di Parangtritis Akan Dikembalikan ke Masyarakat

Oleh karena itu ia mengatakan pembangunan desa tidak sekedar mengutamakan pembangunan fisik yang hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi semata dan mengabaikan kelestarian alam dan hubungan sosial. Menurutnya konsep pembangunan desa yang dilandasi budaya spiritual selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan rasa untuk berbagi kebaikan terhadap kehidupan.

Tahun ini, Syamsul mengatakan instansinya bersama dengan komunitas Eksotika Desa kembali melakukan penguatan nilai-nilai budaya spiritual kepada masyarakat yang berbasis praktek sehingga lebih mudah dipahami menjadi pegangan hidup. Kegiatan ini melanjutkan kesuksesan pada 2021, yaitu penggalian dan penemuan kembali arsip budaya spiritual desa-desa kawasan Borobudur.

"Kegiatan kali ini dilaksanakan di 17 desa di kawasan Borobudur, mulai dari Maret hingga September 2022 mendatang," katanya.

Syamsul mengharapkan kegiatan tersebut nantinya juga akan memberikan wacana dan gambaran bagi pemerintah terkait pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan praktek nilai-nilai budaya spiritual seperti kejujuran, kepedulian, kebersamaan, kekeluargaan dan kesabaran.

Baca juga: Kualitas Pelajar di Jogja Merosot Gara-Gara Pandemi, Ini Datanya

Kepala Disdikbud Kabupaten Magelang, Aziz Amin Mujahidin mengatakan kegiatan tersebut dapat menjalin komunikasi yang baik antara pelaku nilai budaya spiritual dan pemerintah daerah.

"Budaya spiritual yang sifatnya pembinaan, pelestarian dan pengembangan itu masuk di wilayah kami Disdikbud, namun ketika sudah dalam tahap pengemasan dan nilai jual, tupoksi sudah berada di Disparpora, jadi saling terkait," kata Aziz.

Kepala Bidang Olahraga Disparpora Kabupaten Magelang, Subiantoro mengatakan olahraga tradisional bisa dijual menjadi komoditas pariwisata. “Olahraga tradisional kami masukkan ke desa wisata. Desa wisata jangan hanya menjual satu destinasi, tetapi kolaborasi budaya, edukasi dan sekarang ini olahraga tradisional, ini bisa dijual,” katanya.

Ketua Wadah Guyub dan Aksi Nyata Pembanguna  Kawasan Borobudur Berbasis Budaya Spiritual atau disingkat Paguyuban Wedang Rasa, Rowiyanto mengatakan budaya adalah milik masyarakat, dan budaya harus menjadi dasar pemajuan masyarakat.

“Kami membantu bergerak dalam bidang budaya dan spiritual budaya, bukan soal jin tetapi kita hidup di dunia itu tidak sendiri maka butuh asah, asih, asuh mencintai sesama makhluk Tuhan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement